Bahaya Kerjaan Profesi "Buzzer": Pelecehan, Kampanye Hitam, dan Pecah Belah Masyarakat dengan Dibantu Mesin Bot
Pendiri Drone Emprit sekaligus analis media sosial Ismail Fahmi.
Bahaya buzzer selain memanipulasi nilai kebenaran menjadi sesuatu yang subjektif, bagi Fahmi adalah pola yang digunakan untuk menghajar sasaran mereka lewat trolling (pelecehan), kampanye hitam, hingga mempolarisasi masyarakat.
Dalam konteks politik di Indonesia, jasa buzzer menurut Fahmi telah digunakan oleh setiap pihak politik. Kedua-duanya menggunakan cara yang sama berbahayanya bagi kesehatan demokrasi.
"Kesimpulannya, ada upaya disinforrmasi yang itu sudah diindustrialisasikan dan semakin lama semakin profesional," ungkap Fahmi.
Terakhir, Fahmi berharap pemerintah meningkatkan perangkat hukum yang memadai untuk menangkal fenomena buzzer. UU ITE hingga metode internet throttling (pembatasan akses) menurutnya belum sepenuhnya efektif.
Kepada masyarakat, Fahmi menyarankan agar usaha literasi diperkuat, baik melalui peningkatan riset,multi fact checking, ekspos kepada publik, hingga edukasi sebagai bentuk mementahkan fitnah yang diakibatkan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya