Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Identitas Kebangsaan

Bahasa Indonesia Jadi Gagasan Merdeka Belajar

Foto : Koran Jakrta/Muhamad Ma'rup

Nadiem Makarim, Mendikbudristek

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bahasa Indonesia jadi gagasan dalam kebijakan Merdeka Belajar karena merupakan identitas kebangsaan. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam perayaan Bulan Bahasa dan Sastra, di Jakarta, Jumat (29/10).

"Marilah menjadi pelajar Pancasila yang mencintai Indonesia dan menghargai keberagaman untuk mewujudkan Merdeka Belajar," ujarnya. Dia mengajak pemuda Indonesia untuk terus menyalakan semangat untuk mencintai dan mengembangkan bahasa Indonesia.

Nadiem menuturkan, pada era globalisasi sekarang, generasi muda perlu memiliki nilai-nilai kebinekaan global. Tujuannya agar mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dan membawa Indonesia maju di panggung internasional. "Pemuda terus menyalakan semangat untuk mencintai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaan," tandanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E Aminuddin Aziz, mengatakan ada tiga catatan ukuran dalam mengejawantahkan bahasa Indonesia dalam gagasan besar Merdeka Belajar. Pertama, tekad kuat generasi muda menjaga bahasa Indonesia.

Dia menerangkan, tekad ini memberikan keyakinan bahwa Bahasa Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang. Ia yakin gelombang perubahan sosial masyarakat saat ini tidak cukup kuat untuk meruntuhkan semangat dalam menjayakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

"Pencinta bahasa Indonesia mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, termasuk generasi disabilitas menunjukkan semangat luar biasa dalam memahami bahasa Indonesia menurut kemampuan masing-masing," katanya.

Kedua, Aminudin menuturkan, muncul kesadaran kuat yang merata di seluruh daerah bahwa bahasa dan sastra sangat berharga bagi masyarakat. Watak dan pola pikir dibina dan tumbuh dalam kehidupan bahasa ibu yang umumnya bahasa daerah.

"Bahasa daerah, adalah tanaman kehidupan kita semua. Maka, tidak ada alasan untuk tidak melestarikan bahasa daerah. Tinggal dipikirkan bersama tentang strategi yang paling sesuai dengan keadaan masyarakat agar bahasa daerah tetap lestari," ucapnya.

Ketiga, penyebaran bahasa Indonesia ke tataran global memberikan titik cerah pada masa pandemi. Kemasan diplomasi bahasa yang dikembangkan secara kreatif di situasi sulit ini memberi keyakinan bahwa bahasa Indonesia makin luas dipelajari dan digunakan penutur asing.

"Apalagi saat ini banyak negara, lembaga, komunitas baru yang terlibat dalam pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Kita optimistis, ada harapan cerah dalam penyebaran bahasa Indonesia di kancah global," terangnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top