Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sarapan Pagi

Bahan Bakar Tubuh yang Sering Diabaikan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kebiasaan melakukan sarapan, harus ditumbuhkan sejak kecil hingga dewasa. Mutu asupan sarapan pun musti dijaga kandungannya, karena sarapan adalah bahan bakar untuk memulai kesibukan di awal hari.

Sepertinya mulai saat ini tidak ada alasan 'terburu-buru' untuk melakukan sarapan pagi. Alasannya, layaknya kendaraan, manusia juga perlu bahan bakar untuk memulai rutinitas di setiap harinya, khususnya di pagi hari hingga menjelang siang.

Kendati demikian kebiasaan sarapan ternyata belum dianut oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Ahli gizi Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, mengatakan bahwa dibandingkan lima tahun lalu, masyarakat Indonesia terutama siswa sekolah, remaja dan perempuan dewasa sudah semakin paham mengenai pentingnya sarapan. Tetapi menu sarapan cenderung masih belum memenuhi kebutuhan gizi yang lengkap dan seimbang, sehingga mutu sarapannya cenderung rendah.

"Ini terjadi karena pola kebiasaan konsumsi sarapan yang masih sebutuhnya saja, yaitu anggapan bahwa sarapan hanya sekadar pencegah rasa lapar, ketimbang membekali tubuh dengan sumber gizi yang bisa memberikan energi dan rasa kenyang lebih lama agar tubuh lebih siap beraktivitas," kata Hardinsyah dalam acara peluncuran produk sereal sarapan NESTUM, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Survei Diet Total (SDT) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kemenkes RI terhadap lebih dari 25.000 anak usia 6 sampai 12 tahun di 34 provinsi mengungkapkan bahwa hampir separo anak atau sekitar 47,7 persen, belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan.

Bukan hanya itu, 66,8 persen anak mengonsumsi sarapan dengan mutu gizi yang rendah, terutama rendah asupan vitamin dan mineral. Bukan hanya pada anak usia sekolah, sebanyak 30 persen perempuan dewasa juga tidak terbiasa sarapan, sementara 37 persen perempuan dewasa belum menerapkan pilihan sarapan yang memenuhi kebutuhan energinya.

"Masalah lainnya adalah waktu sarapan. Masih banyak ditemukan orang yang sarapan itu pada jam 10.00 pagi. "Padahal yang benar adalah 1-2 jam setelah bangun pagi," ucapnya lagi.

Persoalan mutu sarapan tersebut, menurut pakar gizi kebugaran Jansen Ongko, M.Sc, RD, banyak faktor yang mempengaruhinya, yang secara garis besar dipengaruhi oleh gaya hidup modern.

"Gaya hidup modern yang semakin sibuk, kekhawatiran meninggalkan anak dengan rasa lapar di sekolah, mitos tidak perlu sarapan kalau tidak lapar, bahkan ketakutan berlebih terhadap sumber gizi tertentu seperti karbohidrat atau gula, menjadikan pola sarapan sebutuhnya menjadi kebiasaan umum," sambung Ongko dalam acara yang sama.

Untuk meredam persoalan asupan sarapan itu Ongko menjelaskan sebenarnya bisa diatasi dengan produk sarapan cepat saji kaya gizi. Seperti produk sarapan terbaru Nestum, bubur sereal dari Nestle contohya. "Saat ini, kepraktisan menjadi kunci untuk membantu meyakinkan masyarakat Indonesia agar tergerak untuk menerapkan kebiasaan sarapan sehat. Inilah mengapa Nestum dapat disajikan dengan mudah, cukup menambahkan susu hangat," katanya.

Secara manfaat porsi sarapan bagi kesehatan utamanya untuk memupuk kebugaran fisik dan mental. "Pertama, sarapan memenuhi sekitar 15-30 persen kebutuhan gizi harian. Kedua, kebiasaan sarapan yang cerdas juga turut membantu memupuk kebiasaan pola makan yang cerdas di saat makan siang, ketika jajan, dan makan malam," sambung Ongko.

Mesti Memperhatikan Asupan

Hardinsyah menjelaskan menu sarapan sehat adalah yang mengandung karbohidrat, sebaiknya karbohidrat kompleks seperti oatmeal, gandum, biji-bijian, dan nasi merah. Lemak, yaitu lemak tak jenuh seperti kacang-kacangan. Protein, seperti telur dan daging tanpa lemak. Vitamin dan mineral, yang berasal dari buah dan juga sayur. Serat, yang juga berasal dari buah dan juga sayur.

"Dengan adanya kandungan serat dalam sarapan, gula darah akan berjalan secara lambat. Ini penting karena kita ingin apa yang dikonsumsi saat sarapan bisa turun secara perlahan dan bisa jadi sumber energi sehingga stamina kita lebih baik dan kenyang lebih lama," tutur Hardinsyah.

Untuk mendapatkan gizi sarapan yang lengkap setidaknya harus memenuhi beberapa syarat itu, semua gizi ini harus terpenuhi pada saat menu sarapan. Dengan gizi yang cukup stamina Anda akan jauh lebih bugar dan konsentrasi pun tetap terjaga. Dengan begitu, hari yang Anda jalani jauh lebih produktif.

Namun perlu diingat, meski makanan yang Anda makan bergizi seimbang, porsinya pun tetap perlu diperhatikan. Hardinsyah mengungkapkan, idealnya dalam satu piring sarapan 4/5 porsi perlu diisi oleh karbohidrat kompleks, 1/4 porsi oleh lauk yang terdiri dari protein dan juga mineral, sementara 1/2 porsi lainnya terdiri dari buah dan sayur yang bertugas mencukupi kebutuhan vitamin dan juga mineral. ima/R-1

Picu Obesitas

Memang sarapan masih dilihat sebagai formalitas saja, belum dianggap sebagai sebuah kebiasaan yang menguntungkan bagi kesehatan. Perlu Anda ingat, tidak sarapan juga bisa mengancam kesehatan Anda. Ongko menjelaskan jika asupan sarapan dengan mutu gizi rendah saja menjadi sebuah masalah, apalagi bila seseorang selalu melewatkan sarapan di pagi hari.

"Jika sering melewatkan sarapan, akan berpengaruh pada sistem organ tubuh. Bahkan lama-kelamaan bisa menganggung kesehatan seperti maag atau sakit asam lambung," ungkap Ongko.

Bahkan, dampak dari terlalu sering melewatkan sarapan yaitu akan berisiko membuat tubuh menjadi obesitas. "Kalau sering melewatkan sarapan, maka kecenderungan makan siang akan lebih besar. Pemilihan sumber makan di saat siang hari pun cenderung kurang sehat dan porsinya berlebihan.

"Dalam jangka panjang apabila sering dilakukan akan membuat obesitas atau kelebihan berat badan," katanya.

Sebagai acuan menurut data dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) menunjukkan, wanita berusia 25-35 tahun membutuhkan 2.150-2.250 kalori per harinya, sedangkan pria dalam rentang usia tersebut membutuhkan 2.625-2.675 kalori. Asupan nutrisi yang seimbang di pagi hari menjadi penting karena dapat memenuhi 15 sampai 30 persen dari kebutuhan gizi sehari-hari.

Penelitian ini juga membuktikan, orang yang rutin sarapan justru terhindar dari kegemukan, dan juga produktif dan penuh semangat. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top