Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bagi Dividen Rp7,3 Triliun, BNI Optimistis Kinerja Positif Berlanjut di 2023

Foto : Istimewa

Direktur Utama Royke Tumilaar (kedua kiri), Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati (dua kanan), Direktur Finance Novita Widya Anggraini (kanan), dan Direktur Risk Management David Pirzada berbincang usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2022 BNI, di Jakarta Rabu (15/3/

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022 dan telah menyetujui pembagian dividen sebesar 40 persen atau 7,32 triliun rupiah dari laba bersih sebesar 18,31 triliun rupiah.

Dividen tersebut naik 2,69 kali lipat dari total dividen pada tahun buku 2021 yang tercatat sebesar 2,72 triliun rupiah. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan 392,78 rupiah dibandingkan tahun lalu sebesar 146 rupiah per saham.

Dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah yang sebesar 60 persen, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai 4,39 triliun rupiah ke rekening Kas Umum Negara.

Sementara itu, atas kepemilikan 40 persen saham publik senilai 2,92 triliun rupiah akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing.

Sedangkan sebesar 60 persen dari laba bersih perseroan atau senilai 10,98 triliun rupiah akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI ke depan.

Perseroan tetap optimis dapat membukukan pertumbuhan kinerja positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 40 persen tahun ini seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membaik dengan capaian laba 18,3 triliun rupiah pada 2022.

"Perseroan juga mampu mengelola rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 19,3 persen di Desember 2022, sehingga kami memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar," kata Royke.

Royke juga optimistis perseroan bisa meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Secara umum, tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan dengan masih berlanjutnya isu geopolitik, perlambatan ekonomi dan tekanan inflasi secara global. Inflasi pun diperkirakan melandai ke 3,8 persen setelah meredanya dampak kenaikan harga BBM ke konsumen. Stabilnya ekonomi domestik ini tentunya akan menjadi katalis pertumbuhan bisnis yang sehat bagi perbankan.

"Dengan mempertimbangkan prospek dan potensi bisnis serta kondisi makro ekonomi, perseroan tetap optimis pertumbuhan kinerja akan positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023," sebutnya.

Rencana Bisnis

Royke mengutarakan tahun ini perseroan pun telah menyusun rencana bisnis bank dengan indikator kinerja utama berupa pertumbuhan kredit hingga 10 persen dengan NPL Gross kurang dari 2,5 persen hingga akhir tahun.

Target pertumbuhan neraca yang berkualitas tersebut, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap profitabilitas perseroan, sehingga NIM diproyeksikan berada di atas 4,8 persen dan ROE di kisaran 15,7 - 16 persen. Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, perseroan mengembangkan solusi transaksi dan pembiayaan ekosistem untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.

Perseroan juga mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital dalam rangka peningkatan kemampuan transaksional, terutama pada aplikasi BNI Mobile Banking dan BNIDirect dengan tujuan untuk menjadi top-of-mind transactional bank bagi nasabah.

Perseroan juga gencar melakukan perluasan partnership melalui platform open API dan pengembangan teknologi terkini seperti AI, blockchain, hingga metaverse dalam rangka memperluas eksosistem bisnis dan meningkatkan customer experience.

Perseroan juga fokus pada peningkatan Current Account Saving Account (CASA) dan Fee Based Income (FBI) yang sustain sekaligus meningkatkan ekspansi bisnis terutama ke nasabah top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif, hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan asas prudential banking.

"Tentunya kami juga akan melanjutkan transformasi human capital, culture, dan operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis. Kami juga memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global serta terus mengoptimalkan sinergi BNI Group dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak," imbuhnya.

Perubahan Pengurus

Adapun, pada agenda selanjutnya RUPS Tahunan menyetujui perubahan pengurus perseroan.Pemegang saham menyetujui pemberhentian dengan hormat dan pengangkatan kembali Sigit Widyawan sebagai Komisaris Independen BNI.

Selain itu, RUPS Tahunan menyetujui pengangkatan Robertus Billitea sebagai Komisaris BNI. Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau IFG.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top