Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Harga

Badan Pangan Belum Mampu Atasi Lonjakan Harga Kebutuhan Pokok

Foto : Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nas
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Keberadaan Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) yang awalnya memberi harapan pada masyarakat, baik petani maupun konsumen, dalam perjalanannya ternyata belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Jeritan ibu rumah tangga akan mahalnya harga beberapa kebutuhan pokok seperti cabai merah, tomat, dan bawang merah dalam sebulan terakhir belum berakhir karena harga tidak kunjung turun.

Upaya NFA yang mengeklaim telah mendatangkan pasokan dari daerah produksi yang surplus ke Ibu Kota, nyatanya tidak membuat harga kembali stabil. Pasokan mungkin saja bertambah, tetapi harga sedikit pun tidak memperlihatkan tren berangsur-angsur turun.

Pengamat Ekonomi dari dari STIE YKP, Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, mengatakan kendati sudah menambah pasokan, tetapi harga bukannya turun, malah makin naik. Hal itu karena selama ini harga pangan lebih banyak dipermainkan di jalur distribusi, mulai dari pedagang besar hingga pedagang eceran.

Para pedagang justru merengguk keuntungan berkali lipat dalam kondisi seperti itu.

"Kalau harga komoditas naik, seharusnya untung petani meningkat, tapi yang terjadi setiap tahun di momen-momen tertentu, seperti menjelang Lebaran, Idul Adha, dan Natal Tahun Baru, petani tidak pernah mendapat keuntungan tambahan, pedagang yang mendapat keuntungan berkali-kali lipat," kata Aditya.

Sebab itu, untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok, Badan Pangan jangan hanya sebatas memperhatikan data suplai dan demand, tetapi harus mengawal hingga ke tingkat pengecer kecil kalau masyarakat memperoleh kebutuhan dengan harga yang wajar dan terjangkau.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Wisnu Wibowo, mengatakan pemerintah perlu menjaga inflasi kelompok bahan pangan yang bergejolak atau volatile food dengan menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas utama.

"Caranya dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi dan digitalisasi pertanian hulu-hilir, pengembangan konektivitas, serta penguatan kerja sama antardaerah," kata Wisnu.

Pastikan Pasokan

Di tengah lonjakan harga, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Selasa (5/7), malah mengeklaim pasokan sejumlah komoditas pangan aman dengan harga yang stabil menjelang Idul Adha. "Antisipasi lonjakan harga jelang Idul Adha, NFA terus lakukan fasilitasi distribusi pangan beberapa komoditas pangan, seperti cabai, bawang, jagung, sapi," kata Arief.

Terkait cabai, Arief mengatakan telah memfasilitasi distribusi cabai dari wilayah surplus di Kabupaten Wajo, Jeneponto, dan Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, ke wilayah defisit untuk memastikan pasokan cabai terpenuhi di pasar-pasar Induk Jabodetabek sejak tiga pekan lalu.

Arief mengatakan distribusi cabai bertujuan untuk mengintervensi harga cabai sekaligus berdampak positif bagi petani cabai. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Wajo, harga beli cabai di tingkat petani saat ini bisa mencapai angka 60 ribu rupiah per kilogram (kg) dibanding sebelumnya hanya 30 ribu rupiah, bahkan pernah di bawah 10 ribu rupiah per kg.

Pihaknya juga melakukan fasilitasi distribusi bawang merah yang ke beberapa wilayah di antaranya Palembang, Temanggung, dan Bangka Belitung. Begitu juga distribusi jagung dari Nusa Tenggara Barat ke beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top