Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Babel Bentuk Satgas Tangani Konflik Manusia dan Satwa Liar

Foto : ANTARA/HO-Finlan A Aldan

Ilustrasi, Buaya berkonflik dengan manusia yang ditangkarkan di penangkaran Kampung Reklamasi PT Timah Tbk di Bangka.

A   A   A   Pengaturan Font

PANGKALPINANG - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membentuk satuan tugas (satgas) penanganan konflik manusia dan satwa liar, karena adanya peningkatan kasus buaya menyerang warga di daerah itu.

"Kita sudah membentuk satgas khusus untuk menangani konflik antara manusia dan satwa liar khususnya buaya," kata Kepala Dinas LingkunganHidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kepulauan Babel Fery Afriyanto di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan pembentukan satgas khusus penanganan konflik manusia dan satwa liar karena dalam tiga tahun terakhir ini kasus serangan buaya ke manusia yang mengalami peningkatan sebagai dampak kerusakan lingkungan tempat habitat buaya dan satwa liar lainnya akibat penambangan bijih timah ilegal.

"Kita berharap dengan adanya satgas ini dapat mengoptimalkan penanganan konflik pascaserangan satwa liar tersebut," katanya.

Tim Garda Animilia Universitas Muhammadiyah Babel Bayu Nanda mengatakan dalam lima tahun terakhir ini tercatat 154 kasus konflik antara buaya dan manusia dengan rincian 48 penangkapan buaya, 66 serangan buaya nonfatal, dan 40 serangan buaya mengakibatkan korban tewas yang tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang.

"Angka kasus konflik buaya dan manusia itu yang hanya terdata dan terekspos di media massa, sementara yang tidak terdata banyak sekali," katanya.

Ia mengatakan ada banyak kasus serangan buaya yang tidak terdata, karena keluarga korban tidak mau mengekspos ke publik.

"Dalam pekan ini setidaknya kami bertemu tiga korban serangan buaya ini dan dari tiga korban tersebut hanya satu yang terdata, sementara dua lainnya tidak terdata," katanya. Ant


Redaktur : -
Penulis : Antara, Opik

Komentar

Komentar
()

Top