Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ayo Ceting, Cara Puskesmas Andalas Cegah Kekerdilan di Tengah Pandemi

Foto : Antara
A   A   A   Pengaturan Font

Padang,- Rendahnya angka kunjungan ke puskesmas di Kecamatan Padang Timur, Kota Padang membuat jajaran tenaga medis di Puskesmas Andalas memutar akal, memikirkan bagaimana caranya kondisi kesehatan warga tetap terpantau.

Sebagai salah satu daerah perkotaan yang paling padat di Kota Padang karena wilayahnya berada di pusat kota dengan ada 14 klinik dan sembilan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil Kota Padang, membuat kunjungan warga ke puskesmas setempat terbilang rendah.

Tak jarang warga yang sakit langsung berobat ke klinik atau tempat praktik dokter spesialis sehingga tidak tercatat kondisinya di Puskesmas Andalas.

Bahkan, untuk kunjungan ke posyandu hanya tercatat 50 persen, sedangkan puskesmas berkewajiban menghimpun semua data kesehatan warga di wilayah kerja.

Akhirnya, terbersit ide jajaran Puskesmas Andalas membuat aplikasi berbasis Android untuk memantau kondisi kesehatan warga mengingat saat ini hampir semua masyarakat memiliki telepon pintar.

" Aplikasi ini minimal bisa menghimpun berat badan dan data tumbuh kembang anak," kata Kepala Puskesmas Andalas Padang dr Mela Aryati.

Aplikasi tersebut diberi nama Ayo Ceting singkatan dari Ayo Cegah Stunting yang dapat memantau tumbuh kembang anak, hingga fitur edukasi soal anak yang sesuai standar Kementerian Kesehatan.

Dia mengemukakan bahwa selama ini ibu muda juga kerap mencari sendiri bagaimana soal pola makan anak dan lainnya, khawatirnya tidak akurat.

Pada aplikasi yang dapat diunduh di Play Store tersebut ada isian data berat badan dan tinggi anak.

Jika berat dan tinggi badan bermasalah akan muncul peringatan yang langsung ke luar opsi diminta mendaftar ke puskesmas terdekat.

Pada aplikasi itu juga langsung terhubung dengan petugas gizi masing-masing puskesmas.

Jika yang mengunduh ibu hamil maka akan diminta mengisi data berat badan, dan jika dinilai tidak sesuai akan muncul peringatan yang menyarankan mereka mendatangi puskesmas atau juga bisa melakukan konsultasi daring lewat Whatsap.

"Kami menyediakan satu dokter khusus gizi dan 10 bidan melayani konsultasi daring," katanya.

Untuk memastikan setiap ibu di Kecamatan Padang Timur mengunggah aplikasi tersebut, Puskesmas Andalas memberdayakan kader kesehatan di kelurahan.

"Bagi warga yang tidak punya Android dapat menggunakan HP (Handphone) kader dan memasukkan datanya," ujar Mela.

Aplikasi Ayo Ceting pertama kali dibuat pada 2019 dan ketika itu angka stunting atau kekerdilan di Kecamatan Padang Timur terbilang tinggi, di atas rata-rata Kota Padang, sekitar 20 persen.

Setelah aplikasi dibuat terjadi penambahan data kekerdilan karena selama ini mulai masuk data yang tidak terlacak.

"Alhamdulilah pada akhir 2020 gizi buruk sudah nol kasus dari awalnya sempat terdata sembilan kasus," kata dia.

Ternyata, dari sembilan kasus gizi buruk tersebut masalahnya bukan kemiskinan melainkan pola asuh.

"Yang mau dimakan ada tapi mengolahnya salah dan waktu makan,"ujarnya

Ia mengatakan dengan aplikasi ini berhasil ditemukan kasus kekerdilan dan gizi buruk sehingga dapat dilakukan intervensi untuk mengatasinya.

Saat ini tercatat sudah 4.000 warga Padang Timur yang mengunggah aplikasi ini.

Selain itu, inovasi ini dirasakan manfaatnya saat pandemi COVID-19 karena mengurangi interaksi langsung antara pasien dan tenaga medis.

"Cukup unduh di Play Store, maka semua informasi yang dibutuhkan ibu/menyusui ada di dalamnya. Mulai dari panduan menu makanan sehat, pola hidup sehat dan lainnya," kata dia

Ia menyampaikan para ibu juga dapat berinteraksi langsung dengan dokter yang siap menjawab keluhan dan pertanyaaan, karena aplikasi ini terhubung langsung dengan nomor Whatsapp dokter yang disiapkan.

Saat pandemi COVID-19 datang ke fasilitas kesehatan pun dibatasi, termasuk Puskesmas Andalas, dalam rangka mencegah terjadinya penularan.

Hadirnya aplikasi Ayo Ceting benar-benar membantu masyarakat. Kendati warga tak bisa berkunjung dan berkonsultasi langsung ke puskesmas, tetap terpantau keadaan bayinya.

"Waktu pandemi kami dapat tambahan 400 pengguna baru malah, mereka selama ini tidak pernah ke puskesmas atau posyandu," ujar dr Mella.

Ke depan, sedang dirancang pembaharuan fitur berupa balasan pada pengguna dan "warning" jika dua bulan tidak mengakses akan ada pesan otomatis menanyakan kondisi terbaru.

Karena dinilai sukses mencegah kekerdilan dan gizi buruk, aplikasi yang awalnya dibuat oleh Puskesmas Andalas itu, saat ini dijadikan aplikasi yang dapat digunakan di seluruh puskesmas di Padang

Wali Kota Padang Mahyeldi menilai Ayo Ceting merupakan inovasi memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga dapat memantau perkembangan ibu hamil hingga usia kelahiran 1.000 hari pertama.

Inovasi ini juga berhasil masuk dalam Top 99 Nasional Sinovik Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 yang dapat diterapkan di puskesmas lain Kota Padang sehingga upaya pencegahan kekerdilan dapat lebih dioptimalkan.

"Atas nama Pemerintah Kota Padang, saya mendorong adanya inovasi dalam rangka memberikan kemudahan bagi masyarakat," kata dia.

Aplikasi Ayo Ceting merupakan inovasi yang mudah untuk diakses dan digunakan masyarakat kapan saja dan di manapun berada..

Oleh sebab itu, dia menyatakan mendukung aplikasi ini direplikasi oleh puskesmas lain di Kota Padang maupun Sumatera Barat, dan daerah lainnya di Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Ferimulyani Hamid menyebutkan inovasi Ayo Ceting tepat dipakai di tengah pandemi COVID-19 saat ini, untuk memantau tumbuh kembang bayi, balita, dan juga ibu hamil.

Ada tiga program di aplikasi tersebut, bisa melalui Whatsapp, Rumah Gizi, dan Digital Education.

Melalui Ayo Ceting, layanan pencegahan kekerdilan tidak harus dijalani melalui tatap muka.ant/P_4

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top