![Awas, si Pencuri Penglihatan Mengintai Anda](https://koran-jakarta.com/images/article/phpp4eqba_resized.jpg)
Awas, si Pencuri Penglihatan Mengintai Anda
![Awas, si Pencuri Penglihatan Mengintai Anda](https://koran-jakarta.com/images/article/phpp4eqba_resized.jpg)
Glaukoma kongenital primer biasanya terjadi karena ada masalah pada jaringan trabekulum matanya sehingga mengakibatkan tekanan tinggi pada bola mata.
Menurut Emma, tanda-tanda anak menderita glaukoma dapat diketahui dalam bentuk mata dan warna bola matanya. "Di kasus ini biasanya salah satu matanya tampak lebih besar atau jika sudah parah warna bola matanya abu-abu," ujarnya.
Glaukoma lainnya namun tidak terlalu banyak diderita orang adalah Glaukoma Sekunder, glaukoma yang memiliki penyebab berbeda dari glaukoma primer lainnya. Glaukoma sekunder dapat diakibatkan dari diabetes, infeksi, katarak yang terlalu matang, pendarahan dalam bola mata, inflamasi bola mata, serta penggunaan obat-obatan kortisteroid seperti obat tetes atau obat minum.
"Katarak yang terlalu matang itu sifatnya menarik air dan pada lensa mata yang keruh akibat katarak, lensa tersebut menyerap air dan semakin menebal, kemudian dapat menghalangi aliran humour aquos. Maka dari itu, jika seseorang memiliki katarak harus segera ditangani, jangan sampai terlalu tebal," ungkapnya.
Selain itu, genetik juga berperan menurunkan penyakit glaukoma meskipun belum dapat dipastikan. Namun berdasarkan statistik, jika satu orang tua memiliki glaukoma, ada presentasi sebesar 20 persen glaukoma tersebut menurun ke anaknya.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya