Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Australia: BAE Inggris akan Bangun Armada Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Foto : Yahoo/City A.M

Kapal Selam HMAS Sheean di Fleet Base West, Rockingham, Australia Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

CANBERRA - Australia mengatakan pada Kamis (21/3) BAE Systems Inggris akan membangun armada kapal selam bertenaga nuklir, sebuah langkah penting dalam memenuhi pakta keamanan AUKUS antara Canberra, London, dan Washington.

Badan Kapal Selam Australia mengatakan BAE akan memproduksi kapal-kapal canggih tersebut, yang akan dikirimkan mulai awal tahun 2040-an.

Badan tersebut tidak mengungkapkan jumlah pasti kapal selam yang akan dibangun atau rincian keuangan dari kesepakatan tersebut, namun pejabat pertahanan Australia mengatakan negaranya akan mendapatkan setidaknya lima kapal selam kelas SNN-AUKUS dengan biaya miliaran dollar.

Kapal pertama diharapkan dibuat di Inggris, selanjutnya di galangan kapal di Adelaide, Australia Selatan.

Kesepakatan itu penting dalam upaya merombak militer Australia, seiring dengan upaya para anggota AUKUS untuk menghambat ekspansi militer Tiongkok di Asia-Pasifik.

Kapal selam ini akan lebih senyap dan lebih tersembunyi dibandingkan armada Australia yang ada saat ini, dan mampu dikerahkan dalam jarak yang jauh tanpa muncul ke permukaan, sehingga menimbulkan ancaman besar bagi musuh mana pun.

Meskipun kapal selam tersebut tidak akan membawa senjata nuklir, teknologi yang mendasari mesin bertenaga nuklirnya telah menjadi rahasia yang dijaga ketat antara Amerika Serikat dan Inggris selama lebih dari 60 tahun.

Rincian lebih lanjut diharapkan dapat diperoleh ketika para menteri pertahanan dan luar negeri Australia dan Inggris bertemu di Adelaide pada hari Jumat.

Keraguan AUKUS

Namun skala proyek ini sangat besar, dan pertanyaan yang muncul adalah apakah Australia - yang memiliki pengalaman nuklir terbatas dan angkatan laut yang relatif kecil - dapat mewujudkannya.

Para pejabat Australia yakin sekitar 20.000 pekerja akan dibutuhkan untuk industri nuklir dalam negeri - di antaranya teknisi, pekerja logam, tukang listrik, dan tukang las.

Australia telah berjuang untuk mempertahankan armada kapal selam diesel-listrik yang menua karena cacat desain dan membengkaknya biaya.

Pemerintahan Australia yang berturut-turut dari kedua sisi spektrum politik telah membatalkan rencana pertahanan pendahulunya, dan memulainya kembali dengan biaya yang sangat besar.

Karena kapal selam tersebut akan memakan waktu lebih dari satu dekade untuk dirancang dan dibangun, terdapat komplikasi tambahan, dimana Australia diperkirakan akan mendapatkan setidaknya tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia dari Amerika Serikat untuk sementara waktu.

Secara total, proyek kapal selam AUKUS dapat menelan biaya hingga 368 miliar dollar Asutralia atau 240 miliar dollar AS selama 30 tahun ke depan.

Beberapa pihak khawatir Donald Trump akan membatalkan sepenuhnya jika ia kembali berkuasa tahun depan.

Dalam pernyataan bersama, para menteri pertahanan AUKUS mencoba menepis kekhawatiran bahwa proyek tersebut akan mati sebelum diluncurkan.

"Australia, Inggris, dan Amerika Serikat tetap berkomitmen penuh terhadap upaya bersama ini," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps, dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles.

"Langkah-langkah untuk mengembangkan kemampuan konstruksi dan pemeliharaan kapal selam Australia ini sangat penting bagi kemitraan AUKUS."

BAE Systems telah memiliki hubungan dekat dengan Angkatan Laut Inggris dan bertanggung jawab membangun kapal bertenaga nuklir kelas Astute dan kelas Dreadnought.

Mereka juga akan mengembangkan kapal selam kelas SNN-AUKUS untuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan pabrik Rolls Royce di Inggris akan memproduksi reaktor nuklir yang nantinya akan dipasang di kapal selam Inggris dan Australia.

Sebelumnya pada Kamis, menteri pertahanan Inggris dan Australia menandatangani perjanjian pertahanan baru di Canberra.

Perjanjian tersebut tidak menghasilkan pakta pertahanan bersama yang penuh, yang akan mengikat satu pihak untuk melakukan intervensi jika pihak lain diserang.

Namun mencakup "komitmen untuk berkonsultasi" mengenai ancaman yang muncul dan menetapkan "perjanjian status pasukan", yang membuatnya lebih mudah untuk menampung tentara dari negara lain.

Perjanjian "status pasukan" memudahkan pelaut Australia untuk berlatih di kapal selam nuklir Inggris, dan bagi awak kapal Inggris untuk ditempatkan di Australia.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top