Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar I DK PBB Gelar Sidang Darurat

Aung San Suu Kyi Jadi Tahanan Rumah di Naypyidaw

Foto : AFP

Aung San Suu Kyi

A   A   A   Pengaturan Font

NAYPYIDAW - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang ditangkap militer pada Senin (1/2) dini hari, dijadikan tahanan rumah di rumah dinasnya di Ibu Kota Naypyidaw.

"Suu Kyi menjadi tahanan rumah. Kami diberitahu untuk tidak khawatir. Namun kami khawatir. Alangkah leganya jika bisa melihatnya dari foto," kata seorang anggota parlemen dari Partai National League for Democracy (NLD) yang enggan disebut namanya.

Kemudian, petugas pers NLD, Kyi Toe, mengatakan tetangga melihat Suu Kyi berjalan-jalan di dalam kompleks rumah dinas itu pada Selasa pagi.

Khin Zaw Win analis yang berbasis di Yangon berpendapat, tampaknya Suu Kyi aman untuk saat ini. "Semua laporan menunjukkan dia tidak dalam bahaya," katanya.

Namun, Herve Lemahieu dari Institut Lowy Australia berujar ada kemungkinan militer sengaja menyembunyikannya untuk menghindari protes massa.

"Saya rasa ide utamanya menjauhkannya dari pandangan publik... dia ditahan di Naypyidaw... jauh dari semua pusat populasi utama di mana demonstran dapat berunjuk rasa."

"Saya pikir itu pilihan yang disengaja," kata Lemahieu.

Ia pun menambahkan, militer Myanmar memiliki kepentingan untuk menjaga Suu Kyi baik-baik saja.

"Para petinggi senior menyadari jika dia sakit atau tewas saat ditahan, orang-orang akan mencurigai adanya kekerasan, dan itu mungkin memicu reaksi yang sangat keras," lanjut Lemahieu.

Ini bukan pertama kalinya Suu Kyi menjadi tawanan militer. Wanita 75 tahun itu sempat beberapa kali menjadi tahanan rumah sejak memenangi Pemilu 1990.

Dia pernah ditahan di vila era kolonial keluarganya di tepi Danau Inya Yangon.

Konferensi Video

Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan sidang darurat untuk membahas situasi di Myanmar pada Selasa (2/2) waktu setempat, menyusul kudeta yang dilancarkan oleh militer.

Pertemuan akan diadakan melalui konferensi video secara tertutup dan telah disetujui oleh anggota dewan PBB.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, diplomat Swiss, Christine Schraner Burgener, diharapkan memberi pengarahan kepada dewan tentang perkembangan terakhir pada pertemuan itu.

Inggris, yang memegang kursi kepresidenan bergilir Dewan Keamanan PBB untuk bulan Februari, telah lama merencanakan untuk mengadakan pertemuan tentang Myanmar minggu ini, tetapi memajukan waktunya mengingat keadaan.

Utusan Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengatakan dia berharap untuk mengadakan pembicaraan tentang Myanmar dan mempertimbangkan berbagai langkah.

Pembicaraan ini diharapkan akan memberi gagasan untuk menghormati keinginan rakyat dalam pemilu dan membebaskan para pemimpin masyarakat sipil.

"Kami ingin mempertimbangkan langkah-langkah yang akan menggerakkan kami menuju tujuan itu," kata Woodward, sambil mencatat tidak ada langkah-langkah spesifik yang dipikirkan saat ini.

Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang menaungi Suu Kyi, memenangkan pemilihan umum pada November 2020 lalu, namun militer mengeklaim bahwa pemilihan itu sarat kecurangan.

Dalam pernyataannya, militer Myanmar mengumumkan pihaknya mengambil alih kekuasaan dan menetapkan masa darurat selama satu tahun ke depan. Diumumkan juga oleh militer Myanmar bahwa kekuasaan telah diserahkan kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing selaku Panglima Militer Myanmar.

Militer Myanmar menyebut alasan kudeta karena kegagalan pemerintah sipil Myanmar mengambil tindakan terhadap keluhan militer soal kecurangan pemilu November 2020.

n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top