Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pakta Keamanan

AUKUS Pertimbangkan Perluasan Negara Anggota

Foto : AFP/Jim WATSON

Pertemuan AUKUS l Presiden AS, Joe Biden (tengah), saat berpartisipasi pada pertemuan trilateral dengan PM Inggris, Rishi Sunak (kanan), dan PM Australia, Anthony Albanese, saat KTT AUKUS di San Diego, California, pada 13 Maret tahun lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia, pada Senin (8/4) akan mengumumkan pembicaraan tentang memasukkan anggota baru ke dalam pakta keamanan AUKUS ketika Washington DC mendorong Jepang untuk terlibat sebagai upaya pencegahan terhadap Tiongkok,Financial Timesmelaporkan.

"Pengumuman yang disampaikan oleh para menteri pertahanan kelompok tersebut akan berkaitan dengan 'pilar kedua' dari pakta tersebut, yang mewajibkan para anggota untuk bersama-sama mengembangkan komputasi kuantum, bawah laut, hipersonik, kecerdasan buatan, dan teknologi siber," lapor surat kabar tersebut pada Sabtu (6/4), mengutip orang-orang yang mengetahui hal tersebut.

"Mereka tidak mempertimbangkan untuk memperluas pilar pertama, yang dirancang untuk mengirimkan kapal selam serang bertenaga nuklir ke Australia," kataFinancial Times.

AUKUS yang dibentuk oleh ketiga negara tersebut pada 2021 merupakan bagian dari upaya mereka untuk melawan kekuatan Tiongkok yang semakin besar di kawasan Indo-Pasifik. Tiongkok menyebut perjanjian itu berbahaya dan memperingatkan hal itu bisa memicu perlombaan senjata regional.

Presiden AS, Joe Biden, saat ini tengah berupaya meningkatkan kemitraan dengan sekutu AS di Asia, termasuk Jepang dan Filipina, di tengah pembangunan militer bersejarah Tiongkok dan meningkatnya keagresifan teritorial.

Rahm Emanuel, Duta Besar AS yang vokal di Tokyo, menulis dalam sebuah opini diThe Wall Street Journalpada tanggal 3 April lalu bahwa Jepang akan menjadi mitra tambahan pilar kedua yang pertama.

Seorang pejabat senior pemerintahan AS mengatakan pada 3 April lalu bahwa pengumuman mengenai keterlibatan Jepang diperkirakan akan terjadi pada pekan mendatang, namun tidak memberikan rinciannya.

Presiden Biden dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, kemungkinan akan membahas perluasan AUKUS hingga mencakup Jepang ketika presiden AS itu menjamu PM Jepang di Washington DC pada 10 April mendatang, kata sebuah sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Namun, Australia masih ragu untuk memulai proyek-proyek baru sampai ada kemajuan lebih lanjut dalam memasok kapal selam bertenaga nuklir ke Canberra, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena orang tersebut tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, telah mengatakan secara terbuka kepada Jepang bahwa mereka akan mencari peluang untuk melibatkan mitra dekat dalam pilar kedua AUKUS seiring kemajuan tugas mereka pada kemampuan pertahanan dan keamanan yang penting, kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.

"Jepang adalah mitra pertahanan yang sangat diperlukan bagi Australia," kata dia. "Setiap keterlibatan negara tambahan dalam proyek pilar kedua AUKUS akan diputuskan dan diumumkan secara trilateral," imbuh dia.

Hambatan

Meskipun AS sangat ingin melihat keterlibatan Jepang dalam pilar kedua, para pejabat dan pakar mengatakan masih ada hambatan, mengingat perlunya Jepang menerapkan pertahanan dunia maya yang lebih baik dan aturan yang lebih ketat untuk menjaga rahasia.

Wakil Menteri Luar Negeri AS, Kurt Campbell, arsitek kebijakan Indo-Pasifik AS, mengatakan pada 3 April lalu bahwa AS mendorong Jepang untuk berbuat lebih banyak dalam melindungi kekayaan intelektual dan meminta pertanggungjawaban pejabat atas rahasia.

"Dapat dikatakan bahwa Jepang telah mengambil beberapa langkah tersebut, namun tidak semuanya," kata Campbell. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top