Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Kampus Harus Siapkan Lulusan yang Kreatif dan Inovatif

Audit Perguruan Tinggi Jangan Sekadar Basa-basi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Audit mutu pendidikan tinggi harus dilakukan secara serius dan jangan sekadar basa-basi. Perguruan tinggi harus menyiapkan lulusan yang kreatif-inovatif, serta melek teknologi. Perguruan tinggi harus secara serius dan rutin melakukan audit mutu internalnya.

Untuk itu, menurut pakar manajemen pendidikan tinggi, Edy Suandi Hamid, setiap perguruan tinggi harus menyediakan banyak tenaga auditor yang kompeten dan berkualitas.

"Audit tersebut bukan karena adanya tuntutan regulator atau perintah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti," kata Edy, di Jakarta, Selasa (9/4).

Sebelumnya, ia menyampaikan hal serupa dalam ceramahnya pada Pelatihan Auditor yang diikuti 60 peserta dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia, yang diadakan di Kampus Universitas Muhammadiyah, Tangerang.

Saat ini, menurut Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta itu, banyak perguruan tinggi yang melakukan audit internal ala kadarnya, hanya basa-basi atau memenuhi formalitas. Akibatnya, hal itu lebih banyak menghamburkan energi dan biaya.

"Hal itu disebabkan secara substantif tidak memberikan manfaat apa-apa. Padahal, dari audit internal ini diharapkan bisa memotret utuh kualitas dari unit-unit yang diaudit, bagaimana proses akademik dilakukan, dapat diketahui apa kekurangannya, apa yang harus diperbaiki dan dilakukan ke depannya," kata dia.

Dia menjelaskan, dengan audit, mutu bisa dicermati kesesuaian antara standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh PT, dengan kenyataannya di lapangan.

Dengan demikian, katanya, jika audit bisa dilakukan rutin setiap semester, ditangani oleh tenaga yang kompeten, kemudian ada tindak lanjut hasil, maka bisa diharapkan akselerasi perbaikan mutu lembaga akan terjadi.

Kompetisi antarunit untuk perbaikan kualitas juga akan terjadi. Hal itu akan menimbulkan evolusi berkelanjutan sehingga terjadi percepatan peningkatan mutu secara terus-menerus.

"Jika ini sudah terjadi, maka budaya mutu juga akan mewujud. Ini berarti perguruan tinggi tersebut sudah punya modal besar untuk bersaing bukan saja pada level lokal, atau bahkan nasional, tetapi juga global. Akreditasi Unggul juga akan mudah diperoleh, bahkan akreditasi internasional," tutur Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammdiyah itu.

Terus Berupaya

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti, Ismunandar, mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Tanah Air. "Penyelenggarakan "Fintech Hackathon Day" yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, pada 8-10 April 2019 ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan tinggi, terutama untuk program vokasi.

Ia menjelaskan Hackathon Day kali ini mengusung tema "Training/Workshop Program Hackathon Inovasi dan Kreasi Ide Pembelajaran Financial Technology (Fintech) Perguruan Tinggi". Kegiatan itu dibagi ke dalam tiga jenis pengembangan program kurikulum dan pembelajaran Fintech perguruan tinggi.

Ismunandar menjelaskan kegiatan tersebut merupakan implementasi program bimbingan teknis pengembangan pembelajaran melalui kerja sama dengan Singapura, yang nota kesepakatannya (MoU) telah ditandatangani di Singapura antara Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia dan Menteri Pendidikan Singapura pada akhir 2017. ruf/Ant/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup, Antara

Komentar

Komentar
()

Top