Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Harga | Harga Cabai Masih Tinggi di Beberapa Daerah Jelang Natal dan Tahun Baru

Atasi Masalah Cabai dari Hulu hingga Hilir

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah tak kunjung mencari jalan keluar mengendalikan lonjakan harga cabai yang terus berulang tiap tahun. Jika serius, semestinya regulator sudah bisa mengatasinya karena sudah paham akar masalahnya.

Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti, mengatakan masalah cabai sebenarnya fenomena berulang, karena setiap setahun minimal sekali pasti ada kenaikan harganya.

"Yang saya heran, pemerintah tidak juga bisa memberi solusi. Kenaikan harga cabai pasti berulang. Padahal kalau mau, pemerintah bisa melakukan mitigasi agar harga cabai tidak naik dan terus stabil," tegasnya kepada Koran Jakarta, Kamis (14/12).

Pertama, kata Esther, teknologi pertanian perlu dimanfaatkan untuk meminimalkan fenomena alam yang mengganggu produksi cabai. Kedua, teknologi pascapanen digunakan agar cabai bisa awet, misalnya awet setahun, sehingga tetap bisa mensuplai cabai di pasaran.

"Ketiga, teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan volume produksi agar panen berlimpah dan sepanjang waktu," ujarnya.

Adapun keempat, perlu diatur distribusi cabai dan tata niaganya sehingga tidak ada yang mengambil keuntungan dengan menaikkan harga pada saat cabai langka di pasar.

Dari Yogyakarta, Peneliti Mubiyarto Institute, Awan Santosa, mengatakan kenaikan harga cabai berkaitan dengan penurunan pasokan karena faktor cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.

"Tetapi menjadi struktural karena selalu terjadi sehingga perlu inovasi produksi, perbaikan rantai pasok dan tata niaga," tegasnya.

Dia mendorong agar secara khusus perlu didorong koperasi multipihak untuk sejumlah komoditas pertanian, termasuk cabai.

Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI), Muhammad Qomarunnajmi, mengatakan produksi cabai sangat dipengaruhi musim dan cuaca. "Untuk sekarang pun di sisi produksi juga banyak serangan hama dan penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan lewat kutu," ucapnya.

Dalam kunjungannya ke Pasar Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (13/12), Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendapatkan harga cabai masih tinggi kendatipun secara umum harga bahan pokok (bapok) stabil menjelang Natal dan Tahun Baru 2024.

Mendag mengatakan hanya cabai merah keriting yang naik 9,09 persen dari 110.000 rupiah/kilogram (kg) menjadi 120.000 rupiah/ kg, dan cabai rawit merah naik 20 persen menjadi 120.000 rupiah/kg.

"Kenaikan harga cabai dipengaruhi oleh iklim. Hasil panennya tidak lebih banyak dari kebutuhan jadi mengalami kenaikan. Harga cabai bisa disubsidi pemerintah daerah biaya transportasinya dengan dana belanja tak terduga (BTT) agar harganya bisa tidak lebih dari 96.000 rupiah/kg," ungkap Mendag.

Tingkatkan Produksi

Masalah cabai ini turut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Dia mengingatkan kepada seluruh pihak agar harga cabai rawit tidak lagi mencapai 100 ribu rupiah per kilogram. Karena itu, Presiden Jokowi meminta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Babinsa seluruh Jawa Tengah, pada Rabu (13/12), mendorong peningkatan produksi cabai.

"Jangan sampai cabai rawit kemarin harganya sampai 100 ribu rupiah, meskipun hari ini saya tanya Pak Gubernur tadi sudah di angka 80 ribu rupiah," kata Presiden.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top