Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Macet

Atasi Kemacetan, Bogor Akan Bangun LRT

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membeberkan sejumlah langkah penanganan kemacetan di pusat Kota Bogor Jawa Barat. Salah satunya dengan melaksanakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2017, yaitu tentang Percepatan Pembangunan Light Rail Transit (LRT).

"Ke depan, nanti Kota Bogor akan berubah, di antaranya dengan akan masuknya LRT ke Bogor, yang mana fase kedua pembangunan mulai dari Cibubur, Cimanggis, lalu ke Bogor. Stasiunnya akan ada di Baranangsiang," kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, di Bogor, Minggu (5/5).

Menurutnya, kehadiran LRT mampu mengakomodir mobilitas 120 ribu warga Bogor per hari.

Ia memperkirakan 30 persen pengguna kereta rel listrik (KRL) akan beralih ke LRT dan 40 persen pengguna kendaraan roda empat beralih ke LRT.

"Kenapa 40 persen? Karena pada 2020, Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan sistem Electronic Road Pricing (ERC). Jadi, dari Bogor ke Jakarta para pengguna mobil harus dua kali bayar tol. Ini harus diantisipasi," kata mantan Direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

Tak sebatas menunggu LRT, menurut Dedie, pihaknya juga akan membangun jalur trem (trem way), mulai dari Terminal Baranangsiang, Tugu Kujang, Jalan Paledang, menyambung ke Taman Topi, lalu ke Jalan Pajajaran dan masuk kembali ke Baranangsiang.

Cara lainnya, pembangunan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi IIIA yang ditarget selesai pada Desember 2019 ini akan dilanjutkan dengan pembangunan BORR seksi IIIB. Nantinya, tol ini akan terkoneksi dengan Jagorawi dua, yang menghubungkan Dramaga Bogor dengan Depok Antasari Jakarta.

"Nantinya, Pemkot Bogor akan mendapat saham dari PT Marga Sarana Jabar (MSJ). Jika Kota Bogor aman, damai dan kondusif Insya Allah pembangunannya akan lancar dan presidennya tetap tinggal di Kota Bogor," tuturnya.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil survei Waze, sebuah perangkat lunak navigasi dan lalu lintas Android menyebutkan Bogor berada di urutan kedua setelah Cebu, Filipina sebagai kota dengan pengalaman berkendara terburuk di dunia.

Dalam survei tersebut, indeks kepuasan pengendara di angka tertinggi yakni 10, Bogor mencatatkan indeks 2,1 dengan ranking 185 dari 185 kota di dunia. Indeks kemacetan 3,2, kualitas jalan 2,6 dan ekonomi sosial 1,1.

Sedangkan Kota Cebu, Filipina, menempati ranking pertama dengan indeks kepuasan 1,1 atau terburuk, dalam hal kualitas jalan, lalu lintas dan keselamatan. Sementara di San Salvador, di El Savador, berada di peringkat ke-3. Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top