Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Pencegahan Langkah Terbaik Hadapi Covid-19

Atasi Gelombang Omicron Berbeda dengan Delta

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengemukakan pemerintah menggunakan strategi penanganan berbeda dalam menghadapi gelombang Omicron yang diperkirakan berlangsung pada Februari 2022.

"Strategi pemerintah hadapi Omicron sedikit berbeda dengan Delta. Omicron keparahannya rendah, orang tanpa gejala dan gejala ringan, demam, dan batuk. Sebenarnya bisa sembuh tanpa dibawa ke rumah sakit," kata Menkes dalam konferensi pers yang diikuti dari aplikasi Zoom, di Jakarta, Kamis (27/1).

Menkes mengatakan Omicron memiliki ciri penyebaran penularan yang cepat serta menyebar secara luas. "Dalam waktu singkat akan ada jumlah kenaikan yang tinggi," katanya.

Ciri kedua Omicron, kata Budi, tingkat keparahan dan keterisian tempat tidur rumah sakit relatif rendah. Sebab, lebih banyak pasien yang terjangkit Omicron dirawat di rumah.

Sementara itu, proses penyembuhan dibantu tim medis melalui layanan kesehatan secara digital. "Karena kalau Delta keparahannya tinggi, kita siapkan rumah sakit," katanya.

Menkes mengatakan gelombang Omicron diperkirakan mencapai puncak pada akhir Februari atau awal Maret 2022.

Tiga Meninggal

Kemenkes melaporkan jumlah kasus meninggal akibat varian Omicron di Indonesia hingga Rabu (26/1) berjumlah total tiga jiwa yang seluruhnya kelompok lanjut usia (lansia). "Dari tiga yang meninggal ada satu yang belum menerima vaksin Covid-19," kata Menkes.

Berdasarkan laporan Kemenkes, tiga pasien Omicron yang dinyatakan meninggal dunia adalah M (64) di RS Sari Asih Ciputat pada 12 Januari 2022. Pasien meninggal dengan gejala berat serta komorbid gagal jantung dan gagal ginjal akut dan berstatus belum menerima vaksin Covid-19.

Pasien meninggal lainnya berinisial MS (54) di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, pada 22 Januari 2022. Pasien tercatat sebagai pelaku perjalanan luar negeri asal Belanda yang sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19. MS meninggal dengan gejala berat serta diiringi komorbid berupa obesitas dan hipertensi.

Pasien ketiga yang juga dilaporkan meninggal berinisial KS (74) yang bukan seorang pelaku perjalanan luar negeri maupun pekerja migran Indonesia. KS meninggal di RSJPD Harapan Kita Jakarta, pada 20 Januari 2022, meski dengan status telah menerima vaksin dosis ketiga penguat imun tubuh. KS diketahui menderita komorbid jantung.

"Omicron sudah masuk ke Indonesia dan penularan lokal juga sudah terjadi. Sama juga dengan negara-negara lain, kita harus menghadapi Omicron ini," katanya.

Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan subvarian Omicron BA.2 sedang menjadi perhatian karena memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil tes PCR.

"Saat ini varian Omicron berdasarkan susunan genetiknya di kategorisasi menjadi B.1.1.529, BA.1, BA.2, dan BA.3. Khususnya Omicron BA.2 tengah menjadi perhatian karena memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil PCR," ujar Wiku.

Pada Omicron lainnya, kata dia, ada mutasi berupa hilangnya susunan tertentu pada gen S dapat memunculkan deteksi gen lainnya, namun gen S tidak terdeteksi atau S Gene Target Failure (SGTF) pada tes PCR.

"Namun pada Omicron BA.2 susunan ini tidak hilang sehingga PCR tidak memunculkan hasil SGTF atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron, padahal BA.2 merupakan salah satu jenis Omicron," paparnya.

Pada prinsipnya, ia mengatakan diperlukan waktu untuk meneliti karakteristik varian baru yang muncul, terlebih menganalisis dampaknya secara epidemiologi. Keempat jenis varian Omicron itu saat ini masih dalam proses penelitian dan belum ada laporan lanjutan dari WHO.

"Dengan demikian, strategi pencegahan merupakan langkah terbaik menghadapi munculnya varian baru apa pun jenisnya. Dalam hal ini pemerintah selalu melakukan evaluasi dan monitoring atas keseluruhan strategi pencegahan yang dilakukan baik dari kebijakan pelaku perjalanan luar negeri hingga penegakan disiplin protokol kesehatan," tuturnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top