Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teleskop luar angkasa milik NASA baru-baru ini berhasil menangkap citra ledakan supernova yang amat menakjubkan berjarak 17.000 tahun cahaya dari Bumi. Citra ledakan itu menarik perhatian karena mirip dengan "tangan hantu raksasa".

Astronom Abadikan "Tangan Raksasa" Sisa Materi Supernova

Foto : Istimewa

Teleskop Luar Angkasa Chandra X-ray Observatory

A   A   A   Pengaturan Font

Saat mendekati kematian bintang-bintang meledak menciptakan supernova. Dari fenomena ledakan supernova, para astronom baru-baru ini berhasil menemukan materi raksasa sisa ledakan dengan tampilan yang menakjubkan.
Supernova atau ledakan bintang yang mengalami kematian karena runtuhnya inti gravitasi. Tingkat kecerahannya bisa mencapai satu miliar kali cahaya semula bintang itu, bahkan dapat mengungguli cahaya seluruh galaksi, sebelum meredup, dan lenyap.
Sebagai peristiwa yang menandai berakhirnya riwayat suatu bintang, supernova dapat bertahan hingga beberapa bulan. Peristiwa supernova meski sulit dijumpai terus diteliti, termasuk materi sisa ledakan yang berguna dalam mempelajari alam semesta.
Namun baru-baru ini para astronom yang mengendalikan teleskop luar angkasa Chandra X-ray Observatory milik NASA berhasil menangkap citra fitur besar berbentuk tangan. Materi ini merupakan sisa-sisa ledakan supernova. Peristiwa ledakan diperkirakan terjadi pada sebuah tempat yang berjarak sekitar 17.000 tahun cahaya dari Bumi.
Ledakan itu kini membentuk "tangan hantu raksasa" (giant ghostly hand). Sisa materi ledakan memiliki penampakan seperti api disertai dengan jari-jari yang terlihat seperti awan tipis mirip dengan nebula materi berupa debu luar angkasa, gas dan plasma.
Jika dilihat citra yang diperoleh Chandra X-ray Observatory terlihat seperti fiksi ilmiah, meski nyata adanya. "Citra 'tangan' itu muncul dari sisa yang tertinggal dari kematian sebuah bintang masif yang berputar cepat yang dikenal sebagai pulsar," kata anggota tim Chandra seperti dikutip Live Science edisi Minggu (27/6).
Pulsar sendiri adalah bintang neutron yang berotasi dengan cepat. Materi ini adalah sisa-sisa dari kematian sebuah bintang masif yang meledakkan gelembung partikel di sekitarnya. Ledakan ini berkombinasi dengan puing-puing ledakan supernova.
Hasil dari kombinasi kedua ledakan menciptakan struktur seperti tangan. Tidak main-main, tangan itu membentang 150 tahun cahaya. Sedangkan materi bercahaya yang tampak adalah awan gas raksasa yang dikenal sebagai RCW 89.
Sisa supernova yang kemudian disebut dengan MSH 15-52, diperkirakan terjadi pada suatu lokasi berjarak sekitar 1.700 tahun cahaya. "Kejadian yang belum lama menjadikan supernova tersebut sebagai salah satu sisa supernova termuda yang dikenal di galaksi Bima Sakti," kata anggota tim Chandra.
Teleskop luar angkasa Chandra sebelumnya telah mencitrakan gambar tangan pada April 2009. Namun para astronom di observatorium tersebut, terus mempelajari lebih jauh dinamika yang terjadi pada tangan itu dengan menggunakan teleskop mulai dari 2004, 2008, 2017 dan 2018.
Hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal The Astrophysical Journal Letters pada Juni 2020 juga menemukan gelombang ledakan supernova, yang terletak di ujung jari dari tangan itu. Gelombang bergerak dengan kecepatan sekitar 14,5 juta kilometer per jam, sedangkan gelombang yang lebih dekat ke telapak tangan bergerak 17,7 juta kilometer per jam.
"Meskipun gerakan ini berkecepatan amat tinggi, namun sebenarnya gerakan merupakan gerak perlambatan. Para peneliti memperkirakan bahwa untuk mencapai tepi terjauh RCW 89, materi harus bergerak rata-rata hampir 48,2 juta kilometer per jam," lanjut anggota tim Chandra.
Tim menambahkan perbedaan kecepatan ini menyiratkan materi tersebut telah melewati rongga gas berkepadatan rendah dan kemudian diperlambat secara signifikan akibat menabrak RCW 89. Bintang mati itu kemungkinan menciptakan rongga sesaat sebelum meledak.
Observatorium Chandra yang digunakan para astronom telah dipakai mengamati kosmos dalam cahaya sinar-X selama lebih dari dua dekade. Teleskop luar angkasa yang juga membidik supernova ini diluncurkan ke orbit Bumi menggunakan pesawat ulang-alik Columbia pada Juli 1999. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top