Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lintasan Benda Luar Angkasa

Asteroid Apophis akan Berjarak Sangat Dekat dengan Bumi pada 2029

Foto : ESA
A   A   A   Pengaturan Font

Pesawat luar angkasa Ramses milik ESA akan mengintai Apophis sebelum dan sesudah asteroid tersebut terbang sangat dekat dengan Bumi pada tahun 2029. Apakah asteroid ini akan menabrak Bumi pada tahun tersebut?

Asteroid Apophis yang diberi nama dari ular iblis yang mempersonifikasikan kejahatan dan kekacauan dalam mitologi Mesir kuno, siap untuk dilihat dari jarak dekat. Benda luar angkasa ini ditemukan pada tanggal 19 Juni 2004 oleh astronom Roy Tucker, David Tholen, dan Fabrizio Bernardi di Observatorium Nasional Kitt Peak di Tucson, Arizona.

Mereka hanya dapat mengamati asteroid tersebut selama dua hari karena masalah teknis dan cuaca. Untungnya, tim di Observatorium Siding Spring di Australia menemukan asteroid tersebut lagi di akhir tahun yang sama. Sejak penemuannya, teleskop optik dan radar telah melacak Apophis saat mengorbit Matahari dan para ilmuwan yakin mereka mengetahui lintasan masa depannya.

Hasil pengamatan dan perhitungan menyebutkan, pada tahun 2029, batuan luar angkasa yang cukup besar itu akan berayun melewati planet Bumi dalam sepersepuluh jarak Bumi-Bulan, sebuah jarak yang cukup dekat dan berisiko terjadi tabrakan.

Para ilmuwan dan insinyur Eropa berpacu dengan waktu untuk mempersiapkan pesawat luar angkasa guna menyaksikan langsung pertemuan langka tersebut. Melalui proyek yang diberi nama Rapid Apophis Mission for Space Safety atau Ramses, Badan Antariksa Eropa (ESA) akan mencoba untuk melihat dari dekat Apophis sekaligus mempelajari.

Ramses rencananya harus telah diluncurkan pada bulan April 2028, sebuah jadwal yang dinilai cukup ambisius. Padahal saat ini sistem penganggaran ESA menyebabkan Ramses belum sepenuhnya didanai, menurut pernyataan ESA tanggal 16 Juli ketika yang mengumumkan misi tersebut.

Namun peluang ini juga bersejarah. Ramses akan tiba di Apophis pada bulan Februari 2029, sekitar dua bulan sebelum asteroid tersebut melesat melewati Bumi dalam jarak dekat. Peristiwa ini diperkirakan oleh para ilmuwan hanya terjadi sekali setiap 7.500 tahun sekali. Objek sebesar ini hampir sama lebarnya dengan Empire State Building di New York, Amerika Serikat.

"Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah manusia modern dan peradaban manusia di mana sebuah benda sebesar ini berada sedekat ini," kata Dani Della Giustina, ilmuwan planet di Universitas Arizona, yang memimpin misi terpisah NASA untuk tiba nanti di Apophis, dikutip dari Scientific American.

Selama pertemuan jarak dekat tersebut, gravitasi bumi diperkirakan akan mengubah asteroid dalam skala kecil dan berpotensi besar. Apophis akan membelok ke orbit yang sedikit berbeda mengelilingi Matahari dengan durasi sekitar 30 jam sehari hingga dapat dipersingkat atau diperpanjang, dan longsor serta gempa dapat mengubah bentuk permukaannya.

Para ilmuwan mulai khawatir mengenai Apophis tidak lama setelah penemuannya pada tahun 2004. Hal ini karena mereka menyadari bahwa orbit batuan luar angkasa tersebut menempatkannya pada jalur yang mungkin bertabrakan dengan Bumi pada tahun 2029.

Sejak itu, penelitian yang cermat terhadap jalur asteroid mengelilingi matahari telah menunjukkan bahwa tidak hanya Lintasan tahun 2029 tidak berbahaya, tetapi Bumi aman dari Apophis di masa mendatang. Ini merupakan kabar baik, dengan lebar diperkirakan 1.100 kaki atau 335 meter, Apophis akan menyebabkan kerusakan serius jika sampai menghantam Bumi.

Asteroid terbaru yang menghantam Bumi meledak di langit Chelyabinsk, RuSsia pada tahun 2013. Tumbukan asteroid yang tidak diberi nama itu melepaskan energi setara dengan sekitar 440 kiloton TNT dan melukai lebih dari 1.600 orang. Padahal menurut para ilmuwan memperkirakan asteroid itu hanya berukuran lebar 17 hingga 20 meter saja.

Ledakan asteroid sebelumnya terjadi pada tahun 1908, yang sekarang dikenal sebagai peristiwa Tunguska. Dampak tabrakannya mencapai lebar 40 meter yang merobohkan sekitar 80 juta pohon di lebih dari 2.000 kilometer persegi wilayah terpencil Siberia.

Meskipun para ilmuwan kini dapat dengan aman menghapus Apophis dari daftar ancaman apokaliptik yang saat ini dihadapi manusia, mereka belum yakin bahwa setiap asteroid lain di sekitar Bumi juga tidak berbahaya.

Jadi, para ilmuwan yang mempertimbangkan pertahanan planet. mereka sangat ingin menggunakan penerbangan lintas Apophis pada tahun 2029 sebagai kesempatan sekali dalam ribuan tahun untuk mempelajari tentang batuan luar angkasa dalam pertemuan jarak dekat.

"Ini adalah peristiwa yang sangat langka dimana asteroid seperti Apophis akan menabrak Bumi, namun lebih baik jika kita memiliki pengetahuan daripada tidak menyadarinya," kata Richard Binzel, ilmuwan planet di Massachusetts Institute of Technology yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meningkatkan kesadaran tentang hal ini.

"Penelitian ini dapat menawarkan observasi yang sangat berharga mengenai keadaan asteroid sebelum terbang melintasinya. Ramses bahkan mungkin memberi gambaran keseluruhan asteroid tentang Apophis yang merespons tarikan gravitasi bumi," kata Paolo Martino, insinyur di ESA yang memimpin proyek Ramses.

Misi Intervensi

ESA berharap untuk melengkapi pesawat luar angkasanya tersebut dengan pesawat pendamping yang lebih kecil dan dapat digunakan yang dapat mendarat di Apophis sebelum pertemuan tersebut. Tujuannya untuk mendapatkan laporan kebenaran di lapangan secara langsung.

Tentu saja, hal ini mengharuskan ESA untuk memenuhi jadwal yang ketat dengan melakukan lari sprint untuk membangun, menguji, dan meluncurkan misi antarplanet yang ambisius dalam waktu kurang dari empat tahun.

"Hal ini mungkin terjadi karena pesawat luar angkasa Ramses pada dasarnya adalah kembaran dari misi Hera milik ESA, dengan hanya sedikit perubahan pada panel surya dan tangki bahan bakarnya," ujar Martino.

Hera dijadwalkan lepas landas musim gugur ini untuk mensurvei Didymos dan Dimorphos, asteroid biner yang dihantam NASA dengan misi Double Asteroid Redirection Test (DART) pada tahun 2022. Kedua misi tersebut terkait lebih dari sekedar desain pesawat luar angkasa.

Misi DART menguji apakah manusia dapat mendorong asteroid ke orbitnya untuk menghindari tabrakan dengan Bumi, jika diperlukan yang merupakan prinsip utama pertahanan planet. Ramses akan menguji aspek terpisah di lapangan apakah manusia, jika mereka menemukan asteroid di jalur yang akan menabrak Bumi, dapat meluncurkan pesawat luar angkasa untuk mencari target dengan cukup cepat untuk membentuk misi intervensi.

Sedangkan pengamatan yang dikumpulkan Ramses juga akan membantu para ilmuwan memahami struktur batuan luar angkasa di tata surya. Informasi yang didapat ini penting untuk misi pencegahan kiamat di masa depan. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top