Asean Harus Cegah Campur Tangan Eksternal

BEIJING - Tiongkok pada Senin (7/3) mengatakan bahwa pihak-pihak yang merundingkan kode etik (code of conduct/CoC) Laut Tiongkok Selatan (LTS) perlu mencegah campur tangan eksternal di lingkungan itu.

Beijing dan 10 negara anggota Asean telah merundingkan kode tersebut selama hampir dua dekade, dengan target awal untuk menyelesaikan pembicaraan pada akhir tahun ini. Namun negosiasi terhenti karena pandemi Covid-19 dan perbedaan antara negara-negara Asean dan Tiongkok pada masalah mendasar.

"Kami telah melihat bahwa beberapa negara non-regional tidak senang melihat norma tercapai dan tidak ingin LTS tenang, karena ini akan membuat mereka kehilangan alasan untuk ikut campur di LTS untuk keuntungan pribadi, " kata Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi pada konferensi pers pada Senin.

Dalam konferensi pers, Menlu Wang mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir laju proses konsultasi memang melambat terutama karena dampak Covid-19.

"Namun, Tiongkok selalu yakin dengan prospek mencapai CoC, karena memajukan konsultasi CoC adalah kepentingan bersama Tiongkok dan negara-negara Asean, dan juga merupakan langkah kunci untuk memastikan bahwa LTS menjadi lautan damai dan kerjasama," ungkap Menlu Wang.

"Kawasan Asia-Pasifik bukanlah papan catur untuk kekuatan besar, dan Asean bukan bidak catur melainkan, pemain penting dalam mempromosikan pembangunan dan kemakmuran regional," ucap Wang seraya menyerukan semua negara untuk bergabung dalam menjaga stabilitas regional.

"Kami akan terus menjadikan Asean sebagai prioritas diplomasi Tiongkok, dengan tegas menjaga struktur kerja sama regional yang berpusat di Asean, menjaga posisi Asia Tenggara sebagai zona bebas nuklir, mendukung penggunaan Asean untuk menengahi isu sensitif regional dan menentang pembentukan blok dan perpecahan di kawasan itu," kata Wang. ST/I-1