Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Myanmar

Asean Didesak Pertegas Rencana Perdamaian

Foto : AFP/Andrea Verdelli

Saifuddin Abdullah

A   A   A   Pengaturan Font

KUALA LUMPUR - Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, pada Senin (5/9) meminta Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) untuk bertindak lebih tegas dalam upayanya memberikan bantuan kemanusiaan dan memacu proses perdamaian di Myanmar yang dikuasai junta.

Sebelumnya blok 10 negara di Asia tenggara telah mendorong penguasa militer Myanmar untuk menjalankan konsensus perdamaian yang mereka sepakati tahun lalu, dengan beberapa negara anggota menyatakan kekecewaan atas kurangnya kemajuan dalam rencana tersebut.

Menlu Saifuddin mengatakan bahwa ia telah menulis surat kepada Sekretaris Jenderal Asean pada Sabtu (3/9) lalu untuk meminta perkembangan tentang situasi di Myanmar, karena dia belum menerima laporan dari kepemimpinan blok itu sejak kelompok itu bertemu di Kamboja bulan lalu.

"Sekretariat Asean harus memiliki rasa urgensi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di Myanmar," kata Menlu Saifuddin kepada wartawan di Kuala Lumpur, seraya menambahkan bahwa blok tersebut tidak dapat menunggu perkembangan terbaru sampai pertemuan puncak besar berikutnya pada November.

Selama ini, kata Menlu Saifuddin, ia dan sesama menlu Asean lainnya hanya menerima laporan tentang situasi di Myanmar dari sumber-sumber mereka sendiri melalui organisasi internasional dan lembaga swadaya masyarakat, tetapi tidak dari Sekretariat Asean.

"Sekretariat Asean harus memiliki rasa urgensi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di Myanmar. Mereka (sekretariat Asean) harus memiliki tim penuh waktu yang menangani konflik, jika tidak, orang-orang akan terbunuh di antara semua pertemuan kita. Kita harus melawan," imbuh Menlu Malaysia itu.

Bantuan Kemanusiaan

Menlu Saifuddin juga meminta negara-negara Asean untuk memutuskan apakah mereka akan terus bekerja sama dengan junta dalam memberikan bantuan kemanusiaan, karena dia mengatakan banyak lembaga bantuan di Myanmar tidak mau bekerja dengan militer atau organisasi yang terkait.

"Asean harus memutuskan? Apakah kita melanjutkan (kerja sama) dengan junta atau bekerja tanpa junta dan mendukung orang-orang yang kita tahu melakukan tugas dengan baik? Ini pertanyaan besar dan kita harus segera memutuskan," tegas dia. Ant/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top