Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang I Trump Berharap Bisa Segera Teken Kesepakatan Dagang dengan Xi

AS-Tiongkok Lanjutkan Dialog

Foto : AFP/GREG BAKER

Tiba di Beijing l Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin (tengah), dan Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer (kanan), tiba di hotel yang ada di Beijing, Tiongkok, Kamis (28/3). Anggota delegasi ekonomi AS ini berada di Tiongkok untuk menghadiri perundingan dagang bilateral putaran akhir.

A   A   A   Pengaturan Font

Delegasi AS dan Tiongkok kembali menggelar perun-dingan dagang putaran akhir di Beijing pada Kamis (28/3). Perundingan kali ini diharapkan bisa mengakhiri perang tarif.

BEIJING - Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menggelar putaran terakhir perundingan dagang untuk mengakhiri perang tarif yang telah mengguncang ekonomi global, di Beijing, Kamis (28/3). Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, akan bertemu pertama kali dengan pejabat tinggi ekonomi Tiongkok, Liu He, sejak negara itu menerapkan undang-undang baru yang menjadi sumber pertikaian kedua negara.

Sementara itu, setelah memakan waktu berbulan-bulan perundingan, Presiden AS, Donald Trump, menyampaikan harapan agar dapat segera menandatangani kesepakatan dagang dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Namun demikian lewat sebuah pernyataan, Lighthizer justru tampak menjauhkan harapan itu.

"Saya berharap tetapi tidak terlalu berharap, jika ada banyak hal yang dapat diraih, kami akan mendapatkannya. Jika tidak, kami akan memakai jalan lain," katanya kepada National Public Radio pada awal pekan ini.

Kedua negara telah saling menerapkan tarif ratusan miliar dollar AS sejak tahun lalu, yang dampaknya sangat dirasakan banyak kalangan mulai dari produsen hingga petani di kedua negara, serta efek berantai pada sektor yang lain.

Pekan lalu Trump menyampaikan bahwa beberapa dari kebijakan tarif tersebut harus tetap berlaku setelah kesepakatan tercapai, untuk memastikan Tiongkok mematuhi perjanjian.

Sementara itu Beijing telah mengambil langkah-langkah untuk menjawab sejumlah keberatan AS. Awal bulan ini, parlemen Tiongkok telah meloloskan undang-undang yang mengatur perlindungan perusahaan asing dari tindakan alih teknologi paksa.

Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, bahkan menegaskan kembali komitmen sanksi bagi pelanggar aturan hak kekayaan intelektual.

"Untuk memastikan mereka akan menanggung akibat yang tidak dapat tanggung. Kami akan kembali memperluas akses pasar perusahaan asing," kata PM Li di Forum Boao untuk Asia.

Harapan Pencapaian

Para perunding berharap dapat mengatasi perbedaan yang tersisa pada beberapa isu termasuk subsidi Beijing untuk perusahaan negara, dan kebijakan untuk membangun perusahaan Tiongkok di sektor-sektor strategis.

"Dalam percakapan kami dengan pemerintah AS, mereka telah mengindikasikan bahwa subsidi yang menciptakan ketimpangan antara perusahaan asing dan domestik adalah sesuatu yang pasti terus dirundingkan," kata Wakil Presiden Dewan Bisnis AS-Tiongkok, Jacob Parker.

Di lain sisi AS dan Tiongkok juga perlu memutuskan kapan harus menghapus sanksi tarif atas barang bernilai miliaran dolar AS, dan bagaimana menegakkan seluruh kesepakatan. "Pertanyaannya adalah perincian dan pemberlakuannya," kata Lighthizer, seraya menguraikan mekanisme bagi perusahaan AS yang menghadapi masalah di Tiongkok.

"Mereka berkomitmen untuk melakukan ini, tetapi ini akan menjadi pertanyaan apakah akan berlaku di semua lapisan pemerintahan, saya pikir, harus ditindaklanjuti," pungkas dia. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top