Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Multilateral

AS Telah Kehilangan Pengaruh Ekonomi di Asia Tenggara

Foto : ROMEO GACAD/AFP

Mantan diplomat AS, Scot Marciel

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Mantan diplomat Amerika Serikat (AS), Scot Marciel, mengatakan para pemimpin politik di Washington harus memahami jika mereka ingin mempertahankan pengaruh AS di Asia Tenggara, mereka perlu menemukan cara untuk bergerak maju dalam aspek ekonomi dan perdagangan.

"Namun, tidak diragukan lagi bahwa AS telah kehilangan pengaruh ekonomi, dan sejauh ini tidak mampu menghasilkan mekanisme yang benar-benar praktis untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur," kata Marciel, di Washington, baru-baru ini.

Tentu saja Marciel ingin melihat negara-negara Asia Tenggara menawarkan lebih banyak gagasan tentang hal-hal yang bisa dilakukan, lebih banyak gagasan kemitraan.

"Tetapi, saya pikir pada dasarnya masalahnya ada di Washington. Dan para pemimpin politik perlu memahami bahwa jika mereka ingin mempertahankan pengaruh AS, mereka perlu menemukan cara untuk bergerak maju di bidang ekonomi dan perdagangan," jelas Marciel

Jadi Tantangan AS

Masih menjadi tantangan bagi pemerintah AS untuk mencari cara bagaimana berinteraksi dengan Asia Tenggara. "Masyarakat tidak memahami seberapa besar kebebasan yang dimiliki negara-negara Asia Tenggara dan keinginan mereka untuk mengambil keputusan sendiri," ujarnya.

Yang terjadi, Beijing dan Washington sama-sama memiliki kecenderungan untuk mendatangi kawasan ini dan memperingatkan kawasan tersebut agar tidak berurusan dengan satu sama lain, kata Marciel dalam podcast Asian Insider The Straits Times.

"Beijing yang melakukannya, Washington yang melakukannya. Dan menurut saya, itu sebuah kesalahan".

"Upaya ini sia-sia dan fokus AS seharusnya tidak lagi membicarakan Tiongkok dengan Asia Tenggara. Kawasan ini sangat mengenal Tiongkok," katanya.

Dikutip dari The Straits Times, Marciel yang sekarang menjadi penasihat senior di konsultan BowerGroupAsia, adalah mantan duta besar AS untuk Myanmar dan Indonesia.

Dia berbicara di podcast bersama Lynn Kuok, rekan senior Dialog Shangri-La untuk keamanan Asia-Pasifik di kantor Institut Internasional untuk Studi Strategis di Singapura.

"Ada kebutuhan untuk memahami dengan lebih baik, dan memiliki sedikit keyakinan lebih bahwa hanya karena Pemimpin X pergi ke Beijing dan menandatangani beberapa perjanjian tidak berarti bahwa negara tersebut telah menjadi negara bawahan Tiongkok," ujarnya.

Kuok mengatakan kepada Asian Insider bahwa Washington harus memahami keinginan di kawasan ini agar AS tetap hadir dan terlibat berdampingan dengan sentimen anti-AS dan anti-Barat di beberapa pihak, dan apa yang kadang-kadang dianggap sebagai tindakan keras Tiongkok justru memperkuat sentimen tersebut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top