Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS-Taiwan Ingin Bentuk Kembali Mata Rantai Pasokan

Foto : AFP/Sam Yeh

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu

A   A   A   Pengaturan Font

TAIPEI - Para pejabat dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Jepang dan Taiwan, sepakat untuk menjalin kerja sama untuk membentuk kembali mata rantai pasokan global setelah terjadi perang dagang antara AS dan Tiongkok dan terjadinya risiko penyebaran pandemi virus korona jika mengandalkan mata rantai pasokan dari Negeri Panda.

Hal itu diungkapkan dalam sebuah konferensi di Taipei pada Jumat (4/9) pekan lalu oleh direktur American Institute di Taiwan, Brent Christensen.

Dalam pidatonya, Christensen menyerukan agar negara-negara demokrasi yang memiliki nilai-nilai bersama untuk secara bersama membangun rantai pasokan yang lebih aman di tempat lain.

"Inisiatif ini akan membutuhkan upaya terkoordinasi dari kita semua," ucap Christensen.

Dalam pidatonya, Christensen menambahkan langkah penataan kembali mata rantai pasokan merupakan prioritas teratas dalam dialog ekonomi baru yang dimulai oleh AS dengan Taiwan.

"Perusahaan-perusahaan Taiwan yang membangun basis manufaktur global untuk teknologi perangkat keras di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam 30 tahun terakhir, telah semakin menyadari bahaya jika terus mengandalkan masa depan mereka terhadap RRT," imbuh Christensen.

Seruan itu muncul di tengah kesibukan diplomasi perdagangan yang bertujuan membuat mata rantai pasokan lebih tangguh. Tetapi sementara sebagian besar pemerintah Barat setuju tentang urgensi untuk membangun kembali beberapa kapasitas manufaktur untuk pasokan medis dan mendiversifikasi mata rantai pasokan untuk produk yang relevan dengan keamanan, ada ketidaksepakatan mengenai apakah ini berarti merupakan upaya untuk memisahkan diri sepenuhnya dari Tiongkok secara sekaligus.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, pada Jumat mengatakan bahwa pemerintah Taiwan siap untuk merundingkan langkah-langkah bagi diversifikasi mata rantai pasokan untuk sektor industri semikonduktor, medis dan energi.

"Pasokan barang medis atau teknologi informasi bisa dipolitisasi atau jadi senjata ditangan negara yang tidak menghormati supremasi hukum dan demokrasi," ucap Menlu Wu, seraya menegaskan janjinya untuk bekerja lebih dekat dengan negara-negara yang memiliki nilai-nilai bersama.

UE Masih Ragu

Menanggapi wacana itu, Adam Boehler, kepala eksekutif International Development Finance Corporation (DFC), sebuah institusi yang didukung pemerintah AS dan memiliki anggaran sebanyak 60 miliar dollar AS, mengatakan bahwa DFC siap untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan Taiwan yang hendak memindahkan mata rantai pasokan ke AS atau ke negara ke-3 lainnya.

Terkait hal ini, Taitra, sebuah dewan pengembangan perdagangan eksternal Taiwan, telah menjalin bekerja sama dengan Jepang untuk mendukung perusahaan dari kedua negara memindahkan kemitraan dari Tiongkok ke Asia Tenggara.

Pekan lalu, para menteri perdagangan dari India, Jepang, dan Australia, menyatakan amat dibutuhkannya kerja sama regional bagi ketahanan mata rantai pasokan dan mereka mengatakan akan meluncurkan sebuah inisiatif ketahanan itu pada tahun ini dan membuka peluang negara lain untuk bergabung.

Sementara UE kabarnya telah membuka konsultasi publik tentang bagaimana seharusnya bekerja sama dengan mitra dagang demi menjaga keutuhan mata rantai pasokan agar lebih tangguh. Namun seorang diplomat Eropa mengatakan bahwa negara-negara anggota UE saat ini enggan terlibat dalam gerakan anti-Tiongkok apalagi menyangkut perombakan atau memindahkan mata rantai pasokan global. SB/FT/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top