Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Eksplorasi Luar Angkasa I Anggaran Luar Angkasa Tiongkok Melebihi Russia dan Jepang

AS Sebut Tiongkok Pesaing

Foto : AFP /Jim WATSON

Beri Penjelasan l Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan penjelasan tentang perkembangan pembiayaan untuk pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko, di halaman Gedung Putih, di Washington DC, Minggu (6/1).

A   A   A   Pengaturan Font

Analis strategi AS menyebut Tiongkok sebagai pesaing serius dalam program luar angkasa, apalagi sepanjang 2018 saja, Tiongkok telah meluncurkan satelit lebih banyak dari pada AS.

WASHINGTON DC - Pencapaian program luar angkasa Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, telah membuat pakar strategi Amerika Serikat (AS) khawatir dan menyebut Negeri Tirai Bambu itu sebagai pesaing yang amat serius.

Misi eksplorasi luar angkasa Tiongkok yang dikawal militer terhitung Minggu (6/1) telah mengirimkan roket luar angkasa paling banyak dibandingkan negara-negara lain. Tahun lalu, Tiongkok mengirimkan 39 unit satelit ke orbit, sementara AS hanya 31 satelit, Russia 20 satelit dan Eropa hanya 8 satelit.

"Jika Tiongkok dibiarkan, maka mereka akan segera menenggelamkan Russia dalam hal kapabilitas teknologi luar angkasa," kata Todd Harrison, seorang pakar program luar angkasa militer di Center for Strategic and International Studies, Washington.

Pendapat Harrison tercetus setelah Tiongkok pada Kamis (3/1) pekan lalu, berhasil mendaratkan wahana penjelajah di bagian terjauh Bulan. Pencapaian itu merupakan yang pertama di seluruh dunia sejak Tiongkok memulai program luar angkasa pada 1972. Dekade mendatang, Tiongkok berencana akan mengorbitkan stasiun luar angkasa.

Anggaran Tiongkok yang dikeluarkan untuk progran luar angkasa sipil maupun militer pun telah melebihi anggaran Russia dan Jepang. Diperkirakan anggaran untuk proram luar angkasa Tiongkok pada 2017 yang diestimasi Organization for Economic Cooperation and Development sebesar 8,4 miliar dollar AS.

"Angka itu amat kecil jika diandingkan anggaran yang dikeluarkan AS untuk program luar angkasa sipil dan militer yang mencapai 48 miliar dollar AS," kata analis dari firma Bryce Space and Technology bernama Phil Smith. "Namun angka itu dua kali lipat dibandingkan anggaran luar angkasa sipil Russia yang mencapai 3 miliar dollar AS saja," imbuh dia.

Potensi Krisis

Adapun persaingan antara AS dan Tiongkok terkait eksplorasi luar angkasa bisa dipisahkan dalam dua jangka waktu yaitu jangka pendek terkait peran militer dalam pemanfaatan luar angkasa, dan jangka panjang terkait eksploitasi sumber daya di luar angkasa.

Pertambangan sumber-sumber mineral di Bulan dan asteroid yang bisa jadi sumber energi bagi roket, pencapaian teknologinya masih jauh dari harapan, namun AS telah memulainya.

Selain perlombaan untuk mengeksploitasi luar angkasa, dua negara telah memulai perlombaan teknologi militer luar angkasa yang baru dengan mengembangkan laser antisatelit, serangan siber, teknologi pengacauan elektronik dan misil antisatelit yang telah dimiliki dan diuji Tiongkok pada 2007.

Persaingan teknologi luar angkasa ini juga memunculkan pertanyaan, apakah jika sebuah satelit, baik militer maupun sipil, yang beroperasi di wilayah angkasa negara lain akan dianggap sebagai sebuah serangan invasi atau tidak.

Langkah-langkah untuk membahas permasalahan itu antara AS dan Tiongkok sejauh ini belum ditempuh. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi antara AS-Russia saat Perang Dingin. "Jika terjadi krisis di luar angkasa yang melibatkan Tiongkok, pihak militer AS tak pernah tahu harus melaporkannya pada otoritas yang mana," pungkas Harrison.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top