Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

AS Sebut Tiongkok Gunakan Balon untuk Mata-matai 40 Negara

Foto : AP

Armada balon Tiongkok yang disebut AS dapat mengumpulkan sinyal intelijen sebagai bagian dari program mata-mata udara.

A   A   A   Pengaturan Font

Amerika Serikat (AS) mengatakan armada balon milik Tiongkok yang ditembak jatuh ternyata diperlengkapi peralatan berteknologi tinggi yang dirancang untuk mengumpulkan sinyal intelijen sebagai bagian dari program mata-mata udara.

Melansir The Associated Press, Pemerintahan Joe Biden pada Kamis (9/2), melaporkan armada balon yang dioperasikan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok digunakan khusus untuk memata-matai mengumpulkan informasi sensitif dari target di lebih dari 40 negara di lima benua.

Meski begitu, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan tidak akan mengidentifikasi negara-negara lain yang menurut AS juga menjadi sasaran Tiongkok.

Dia juga tidak akan mengungkapkan bagaimana AS tahu bahwa Tiongkok menargetkan negara-negara tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu dapat membahayakan sumber dan metode intelijen AS.

Presiden Joe Biden mengatakan armada balon itu bukan atau tidak termasuk pelanggaran keamanan besar

"Lihat, jumlah total pengumpulan intelijen yang dilakukan oleh setiap negara di seluruh dunia sangat banyak," katanya kepada media Spanyol, Telemundo Noticias.

"Pokoknya, itu bukan pelanggaran besar. Maksud saya, lihat (...) itu adalah pelanggaran hukum internasional. Ini wilayah udara kita. Dan begitu masuk ke ruang kita, kita bisa melakukan apa yang kita inginkan dengannya," sambungnya.

DPR AS sendiri memilih dengan suara bulat untuk mengutuk Tiongkok atas apa yang mereka sebut sebagai "pelanggaran terang-terangan" atas kedaulatan AS. Menurut DPR armada balon itu merupakan upaya Tiongkok untuk "menipu komunitas internasional melalui klaim palsu tentang kampanye pengumpulan intelijennya."

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan bahwa balon besar tak berawak itu adalah pesawat meteorologi sipil negaranya yang telah keluar jalur dan bahwa AS telah "bereaksi berlebihan" dengan menembak jatuh balon tersebut.

"Itu tidak bertanggung jawab," kata Mao seraya menyebut tuduhan AS sebagai bagian dari perang informasi pihak AS melawan Tiongkok.

Menggarisbawahi ketegangan, menteri pertahanan Tiongkok menolak untuk menerima panggilan telepon dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk membahas masalah balon.

AS dengan tegas membantah pernyataan Mao dengan mengatakan bahwa citra balon yang dikumpulkan oleh pesawat mata-mata U-2 Amerika saat melintasi negara itu menunjukkan bahwa balon itu "mampu melakukan pengumpulan sinyal intelijen" dengan beberapa antena dan peralatan lain yang dirancang untuk mengunggah informasi sensitif.

Penyelidikan

Pejabat senior FBI mengatakan hanya beberapa potong balon yang telah tiba di laboratorium FBI Quantico, Virginia, AS untuk penyelidikan.

Sejauh ini, penyelidik memiliki bagian dari kanopi balon, kabel, dan apa yang oleh seorang pejabat disebut "sejumlah kecil barang elektronik".

Pejabat itu mengatakan sangat dini untuk menilai apa maksud armada balon itu dan bagaimana perangkat itu beroperasi.

Menurut dua pejabat AS, upaya pemulihan balon dihentikan sementara pada Kamis (9/2). Mereka mengatakan beberapa puing balon utuh di dasar laut dan penyelam telah menemukan peralatan yang berpotensi bernilai tinggi selama satu setengah hari terakhir.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS, mengatakan analisis puing-puing armada balon tidak sesuai dengan penjelasan Tiongkok yang mengatakan bahwa itu adalah balon cuaca yang keluar jalur.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top