Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Migran I Sejumlah Migran Panjat Pagar Perbatasan

AS Perketat Perbatasan

Foto : AFP/ALFREDO ESTRELLA

Menuju Perbatasan AS l Sekelompok kecil migran dari negara Amerika Tengah, menumpang sebuah truk di Kota Ixtlan del Rio, Meksiko, untuk bergerak ke perbatasan Amerika Serikat pada Selasa (13/11). Gelombang migran yang mayoritas berasal dari Honduras, Guatemala, El Salvador, dan Nikaragua ini, rela menempuh ribuan kilometer dengan harapan mereka bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik di Negara Paman Sam.

A   A   A   Pengaturan Font

Gelombang pertama migran asal Amerika Tengah sudah mencapai perbatasan Mek-siko-AS. Menyikapi kedatangan mereka, pemerintah AS telah memperketat perbatasannya.

IXTLAN DEL RIO - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Selasa (13/11) menyatakan telah mulai memperketat penjagaan di perbatasan antara Meksiko dan AS. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi semakin mendekatnya gelombang migran dari arah Meksiko barat.

"Empat jalur di pos perbatasan tersibuk di San Ysidro dan Pelabuhan Otay Mesa yang jadi akses masuk ke San Diego, California, telah ditutup," demikian pernyataan Dinas Bea Cukai dan Penjaga Perbatasan AS.

Menurut dinas itu, penutupan jalur itu diperlukan untuk memudahkan penguatan infrastuktur sebagai persiapan menghadapi gelombang migran dan potensi risiko keselamatan dan keamanan.

San Ysidro merupakan pos perbatasan yang setiap harinya dilalui sekitar 110 ribu orang yang hendak pergi ke AS. Pos perbatasan ini juga melayani masuknya 40 ribu kendaraan, 34 ribu pejalan kaki, dan 200 bus.

Gelombang pertama migran yang berjumlah ratusan sebelumnya dilaporkan telah tiba di Tijuana dengan menumpang armada bus. Kota Tijuana adalah kota terakhir sebelum mereka bisa masuk ke AS melalui pos perbatasan di San Diego, California.

Saat berita ini ditulis, gelombang pertama migran ini yang berjumlah sekitar 400 orang telah tiba di perbatasan dan mereka nekat menaiki pagar perbatasan walau petugas perbatasan AS menyaksikan semua ini dari kejauhan.

Dibelakang mereka, masih terdapat gelombang migran dari Amerika Tengah lainnya yang masih terus bergerak dari Negara Bagian Nayarit, Meksiko. Mereka adalah warga dari negara Honduras, Guatemala, El Salvador, dan Nikaragua, yang telah menempuh perjalanan selama sebulan bahkan telah melalui tiga negara agar bisa sampai ke wilayah AS.

Selain menuju pos perbatasan di San Diego, sebagian kecil dari gelombang migran ini ada yang mencoba masuk ke AS dari pos perbatasan di Texas.

Mattis ke Perbatasan

Gelombang migran sempat jadi isu kampanye jelang pemilu legislatif lalu dan Presiden AS, Donald Trump, telah memerintahkan 5.000 pasukan militer untuk berjaga di perbatasan untuk mencegah datangnya kaum pendatang ini.

Presiden Trump menyebut gelombang a migran ini sebagai invasi dari pelaku kriminal dan kelompok teroris karena memaksa masuk secara ilegal ke negaranya.

Untuk mencegah datangnya gelombang migran ini, Presiden Trump telah meminta Menteri Pertahanan Jim Mattis untuk berkunjung ke perbatasan AS-Meksiko, dimana ribuan tentara AS dikerahkan untuk membantu polisi perbatasan menghadapi kedatangan gelombang migran ini.

"Saya akan meninjau perbatasan di McAllen, Texas selatan, pada Rabu (14/11)," kata Menhan Mattis dalam konferensi pers di Pentagon.

Karena diperkirakan gelombang migran asal Amerika Tengah ini akan membludak dalam waktu dekat, Kementerian Pertahanan AS kemungkinan besar akan menambah personel penjaga perbatasan hingga 9.000 orang yang terdiri dari anggota pasukan militer dan pasukan militer cadangan.

Pengerahan kekuatan militer ini merupakan yang terbesar sejak Mattis menjabat sebagai kepala Pentagon hampir dua tahun lalu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top