Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Kyiv Selidiki Dugaan Situs Pemakaman Massal Dekat Perbatasan

AS Peringatkan Russia Soal Konsekuensi Serangan Nuklir

Foto : AFP/Olivier MORIN

Antre di Perbatasan l Kendaraan dari Russia antre saat hendak memasuki pintu perbatasan Finlandia dekat Vaalimaa pada Minggu (25/9) pagi. Otoritas perbatasan Finlandia memperkirakan hampir 8.600 orang Russia memasuki Finlandia melalui perbatasan darat pada Minggu.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan AS telah menjelaskan secara terbuka dan pribadi kepada Russia agar menghentikan pernyataan ceroboh mengenai senjata nuklir dalam konflik Ukraina.

Hal tersebut diungkapkan menyusul pernyataan Presiden Russia, Vladimir Putin, bahwa ia akan menggunakan cara apapun untuk membela Russia.

"Sangat penting bagi Moskwa untuk mendengar dari kami dan tahu dari kami bahwa konsekuensinya akan mengerikan, dan kami telah menyatakannya dengan sangat jelas," kata Blinken dalam wawancara di acara60 MinutesdiCBS Newsyang ditayangkan pada Minggu (25/9) malam.

Blinken mengatakan penggunaan senjata nuklir tentu saja akan memiliki efek bencana yang sangat besar bagi negara yang menggunakannya maupun bagi negara-negara lainnya.

Tanggapan AS itu dikemukakan setelah Putin mengisyaratkan kemungkinan serangan nuklir pekan lalu, sewaktu ia memanggil 300 ribu tentara cadangan untuk membantu perang Russia dalam invasinya yang telah berlangsung tujuh bulan di Ukraina.

Penambahan pasukan ini terjadi setelah kemunduran yang dialami Russia di medan tempur, di mana pasukan Kyiv merebut kembali daerah-daerah yang luas di Ukraina timur laut yang direbut Russia pada pekan-pekan awal perangnya.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin (26/9) mengatakan bahwa tentara cadangan pertama sudah mulai berdatangan di pangkalan-pangkalan militer, tetapi Russia menghadapi tantangan administratif dan logistik dalam melatih tentara tersebut.

"Banyak di antara tentara yang direkrut tidak memiliki pengalaman militer selama bertahun-tahun," kata kementerian itu. "Kurangnya pelatih militer dan ketergesaan Russia memulai mobilisasi, menunjukkan bahwa banyak di antara tentara yang akan ditempatkan di garis depan dengan persiapan terkait yang minimal. Mereka kemungkinan besar akan menderita tingkat kehilangan yang tinggi," imbuh mereka.

Melarikan Diri

Sementara itu dilaporkan bahwa protes yang meluas menentang pemanggilan tentara oleh Putin, merebak di Russia. Polisi menangkap ratusan demonstran yang turut dalam protes-protes di jalan di Moskwa dan berbagai kota lain.

Banyak orang yang menentang perang Putin atau takut terbunuh di medan tempur telah melarikan diri dari Russia dengan penerbangan ke berbagai negara lain, sementara yang lainnya bergabung dalam antrean panjang mobil di jalur-jalur darat menuju perbatasan Russia dengan Finlandia, Georgia dan negara-negara lain.

Antrean panjang tampak terlihat di perbatasan Finlandia pada Minggu (25/9) pagi dimana ribuan orang yang berusaha menghindari wajib militer melarikan diri dengan mobil sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

"Hampir 8.600 orang Russia memasuki Finlandia melalui perbatasan darat,"ungkap otoritas perbatasan Finlandia.

Presiden Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan bahwa perintah mobilisasi ini berlaku untuk tentara cadangan yang baru-baru ini bertugas atau memiliki keterampilan khusus, tetapi setiap laki-laki di Russia yang berusia 18-65 tahun dianggap sebagai tentara cadangan, dan keputusan Putin itu membuka pintu perluasan panggilan wajib militer.

Kremlin mengatakan tujuan awal mobilisasi itu adalah menambah sekitar 300.000 tentara ke dalam pasukannya di Ukraina di tengah keterbatasan perlengkapan militer, meningkatnya korban dan melemahnya moral tentara Russia. Pengerahan tentara cadangan itu menjatuhkan hukuman yang lebih berat terhadap tentara Russia yang tidak mematuhi perintah perwira, atau meninggalkan pasukan dan menyerah pada musuh.

Sementara itu perkembangan terbaru dari Ukraina dilaporkan bahwa pasukan Ukraina sedang menyelidiki dugaan situs pemakaman massal yang dikhawatirkan menyimpan sejumlah mayat di bekas posisi Russia yang ditinggalkan di dekat perbatasan, kata tentara dan pejabat setempat, Senin.

Situs tersebut adalah peternakan ayam industri di luar Kozacha Lopan sekitar dua kilometer dari perbatasan internasional, yang pernah digunakan oleh pasukan Russia untuk melindungi tank mereka setelah pada awal bulan ini, pasukan Ukraina merebut kembali daerah itu dan mendorong pasukan Russia kembali melintasi perbatasan dalam serangan kilat untuk membebaskan wilayah timur laut Kharkiv dari pendudukan. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top