AS: Pengiriman Pasukan Korut ke Russia Langgar DK PBB
Uji Misil Balistik l Pemimpin Korut, Kim Jong-un (kanan) saat sedang meninjau pangkalan misil strategis di sebuah lokasi rahasia beberapa waktu lalu. Pada Rabu (30/10), kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Korut telah menyelesaikan persiapan untuk menguji coba misil kelas ICBM dengan kemungkinan peluncuran akan bertepatan dengan pemilihan presiden AS pekan depan.
WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa pengiriman pasukan Korea Utara (Korut) untuk membantu Russia dalam perang melawan Ukraina, merupakan pelanggaran terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dalam pengarahan pada Selasa (29/10) waktu setempat, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, menuturkan bahwa pemberian latihan militer dari Russia untuk pasukan Korut melanggar secara langsung sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap rezim Pyongyang, seperti resolusi 1718, 1874 dan 2270.
Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa pasukan Korut yang diberikan pelatihan atau bantuan terkait penggunaan misil balistik atau senjata lainnya, juga merupakan pelanggaran lanjutan yang dilakukan Russia dan Korut terhadap embargo senjata, berdasarkan resolusi DK PBB tersebut.
Resolusi 1718 mencantumkan tindakan embargo senjata, termasuk nuklir dan misil, sementara resolusi 1874 mencakup larangan impor dan ekspor senjata dan bahan-bahan terkait, transaksi keuangan terkait pasokan, produksi dan penggunaan senjata, serta larangan penerimaan latihan dan ajaran. Sedangkan resolusi 2270 berisikan tentang pencegahan pendidikan pengembangan nuklir dan misil.
Selanjutnya, terdapat spekulasi yang menyebut bahwa sanksi terhadap Russia maupun Korut akan sulit dijatuhkan karena adanya penolakan Russia pada saat pertemuan Dewan Keamanan PBB terkait dugaan pengiriman pasukan Korut ke Russia yang digelar pada Rabu (30/10).
Namun Miller mencatat bahwa AS dan negara-negara lain akan tetap mempertahankan kemampuan untuk memberikan sanksi kepada Russia dan Korut.
Sementara itu kantor berita CNN pada Rabu melaporkan bahwa dua pejabat intelijen Barat menyebutkan bahwa pasukan Korut dalam jumlah yang kecil telah berada di dalam wilayah Ukraina.
Menurut CNN pada Selasa, para pejabat intelijen tersebut memperkirakan jumlah pasukan Korut itu akan bertambah seiring dengan selesainya latihan militer di Russia timur dan bergerak menuju garis depan di medan perang. Salah satu pejabat juga dilaporkan menyebut bahwa banyak dari mereka yang tampaknya telah beraksi di medan pertempuran.
Sebelumnya pada Selasa, badan intelijen Korea Selatan (Korsel), NIS, mengatakan bahwa sejumlah pasukan Korut, termasuk perwira tinggi militer, mungkin telah bergerak ke garis depan. Menanggapi klaim militer Ukraina bahwa sekitar 3.000 tentara Korut sedang berlatih di wilayah Kursk, NIS mengakui bahwa hal itu mungkin saja terjadi, namun menambahkan bahwa mereka belum dapat memastikannya.
Pada Senin (28/10), Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan AS mengatakan bahwa Korut telah mengirim sekitar 10.000 tentara ke Russia untuk pelatihan, dan beberapa diantaranya telah bergerak lebih dekat ke Ukraina.
Selesaikan Persiapan
Pada Rabu, kantor berita Yonhap yang mengutip keterangan dari militer Korsel melaporkan bahwa Korut telah menyelesaikan persiapan untuk menguji coba misil kelas ICBM dengan kemungkinan peluncuran akan bertepatan dengan pemilihan presiden AS pekan depan.
"Korut juga telah menyelesaikan persiapan di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri, sehingga meningkatkan kemungkinan uji coba nuklir ketujuh," ungkap kantor berita Korsel itu.
Dugaan persiapan Korut untuk melakukan uji coba misil l dan nuklir diuraikan kepada anggota parlemen Korsel dalam sebuah pengarahan oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA), demikian laporan Yonhap.
"Tampaknya persiapan hampir selesai untuk uji coba misil jarak jauh kelas ICBM, termasuk kendaraan peluncur luar angkasa," kata anggota parlemen Korsel.
Uji coba ICBM terakhir Korut dilakukan pada bulan Desember lalu ketika Pyongyang menembakkan ICBM berbahan bakar padat terbarunya, Hwasong-18.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai uji coba nuklir yang diperkirakan akan dilakukan, namun Seoul mengatakan pada September bahwa Korut mungkin akan melakukan uji coba nuklir ketujuh setelah pemilu AS. ST/KBS/Yonhap/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya