Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

AS Paksa Tutup Konsulat Jenderal Tiongkok di Houston

Foto : MARK FELIX / AFP

BERJAGA DI KONJEN TIONGKOK I Petugas kebakaran Houston, bersiaga di depan Gedung Konsulat Jenderal Tiongkok di Houston, Texas, AS, Selasa (21/7). Mereka berjaga-jaga saat staf konjen Tiongkok sedang membakar dokumen penting mereka.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) secara mendadak memerintahkan Tiongkok menutup konsulat jenderalnya di Houston, Texas. Pemerintah Tiongkok hanya diberi waktu tiga hari untuk mengosongkan kantor mereka. Kementerian Luar Negeri AS menyebutkan penutupan ini atas faktor keamanan nasional.

"Kami telah memerintahkan penutupan Konsulat Jenderal Tiongkok di Houston untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi publik," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, Morgan Ortagus.

Saat ini terdapat lima Konsulat Beijing yang beroperasi di AS, yaitu di New York, Chicago, San Francisco, Texas, dan Kedutaan Besar Tiongkok di Washington DC.

Sementara itu, Kepolisian Houston mengatakan saat ini staf Konsulat Jenderal Tiongkok tengah sibuk membakar dokumen-dokumen mereka. Sebab, mereka sudah harus keluar dari bangunan di Texas itu pada Jumat (24/7) waktu setempat. Petugas Pemadam Kebakaran siaga di jalan karena tidak diizinkan masuk oleh Konsulat Jenderal Tiongkok.

Para pejabat AS sebelumnya mengatakan mereka sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk menghukum Tiongkok atas jumlah kematian yang disebabkan pandemi yang bermula di Wuhan tahun lalu itu. AS juga telah melarang beberapa platform media sosial populer seperti TikTok di negara itu. Namun, mereka mengaku untuk menutup konsulat Tiongkok di Texas adalah suatu tindakan yang "agak" tidak terduga.

Akan Membalas

Tiongkok menyesalkan sikap AS yang secara mendadak memerintahkan penutupan konsulat jenderalnya di Houston itu.

"Tindakan sepihak pemerintah Amerika untuk menutup Konsulat Jenderal Tiongkok di Houston adalah eskalasi dari serangkaian serangan yang ditujukan kepada kami," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, dalam jumpa pers di Beijing, Rabu (22/7).

Wang Wenbin meminta AS segera mencabut keputusannya yang memerintahkan penutupan Konjen Tiongkok di Houston. Jika tidak, Tiongkok akan memberikan balasan yang sama kerasnya.

Wenbin mengatakan dalam tiga hari ke depan, Konjen sulat beroperasi seperti biasa. Dia mengakui pada Selasa (21/7) waktu setempat, staf Konjen sejumlah orang sibuk membakar dokumen di sana.

Kedua negara terus berselisih paham terkait penanganan pandemi virus korona (Covid-19), isu Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong, isu Taiwan, hingga sengketa di Laut Tiongkok Selatan yang terus memanas belakangan ini.

Dua Peretas Tiongkok

Sementara itu, Kementerian Kehakiman AS telah mendakwa dua peretas asal Tiongkok yang disebut berusaha mencuri data penelitian vaksin Covid-19, dan kekayaan intelektual lainnya dari ratusan perusahaan AS dan sejumlah negara lain.

Wakil Jaksa Agung AS untuk Keamanan Nasional, John Damers, mengatakan kedua warga Tiongkok itu bernama Li Xiayou, 34 tahun, dan Dong Jiazhi, 33 tahun. Keduanya beroperasi di Tiongkok sehingga berada di luar jangkauan hukum AS. AS menuding kedua peretas itu bekerja atas perintah pemerintah Tiongkok.

"Para peretas bertindak dalam beberapa kasus untuk keuntungan pribadi mereka dan dalam kasus lain untuk kepentingan Kementerian Keamanan Negara Tiongkok," kata Demers dalam jumpa pers Selasa (21/7) waktu setempat.

Kementerian Kehakiman menyatakan target peretasan kedua warga Tiongkok itu terdiri dari ratusan perusahaan, pemerintah asing, organisasi non-pemerintah, individu, hingga aktivis HAM di AS dan luar negeri, termasuk perusahaan AS di Hong Kong dan Tiongkok.

Tudingan pencurian penelitian vaksin korona ini muncul beberapa hari setelah AS menuduh hal serupa dilakukan oleh Russia. AS, Kanada, dan Inggris menuduh Russia berupaya meretas sejumlah laboratorium mereka untuk mencuri penelitian vaksin korona.

Sebuah gedung di Provinsi Guangdong dicurigai AS menjadi lokasi petugas intelijen Tiongkok mengatur proses peretasan komputer secara global. n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top