Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Menyetujui Vaksin Pertama Melawan Virus Chikungunya

Foto : Istimewa

FDA, melaporkan lebih dari lima juta kasus dalam 15 tahun terakhir.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Otoritas kesehatan Amerika Serikat pada Kamis (9/11), menyetujui vaksin pertama di dunia untuk chikungunya, penyakit yang disebarkan oleh nyamuk yang terinfeksi yang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atauFood and Drug Administration (FDA) disebut sebagai "ancaman kesehatan global yang muncul".
"Vaksin tersebut, yang dikembangkan oleh Valneva Eropa yang akan dipasarkan dengan nama Ixchiq, telah disetujui untuk orang berusia 18 tahun ke atas yang memiliki peningkatan risiko paparan," kata FDA.
Dikutip dari Barron, izin Ixchiq dari regulator obat AS diperkirakan akan mempercepat peluncuran vaksin di negara-negara dengan prevalensi virus paling tinggi.
Chikungunya, yang menyebabkan demam dan nyeri sendi yang parah, umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis di Afrika, Asia Tenggara, dan sebagian Amerika.
"Namun, virus chikungunya telah menyebar ke wilayah geografis baru yang menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit ini secara global," kata FDA, yang melaporkan lebih dari lima juta kasus dalam 15 tahun terakhir.
"Infeksi virus chikungunya dapat menyebabkan penyakit parah dan masalah kesehatan berkepanjangan, terutama bagi orang lanjut usia dan individu dengan kondisi medis yang mendasarinya," kata pejabat senior FDA Peter Marks dalam sebuah pernyataan.
"Persetujuan hari ini menjawab kebutuhan medis yang belum terpenuhi dan merupakan kemajuan penting dalam pencegahan penyakit yang berpotensi melemahkan dengan pilihan pengobatan yang terbatas".
Gejalanya terkadang bisa berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, namun virus ini jarang berakibat fatal. Saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati chikungunya, selain obat umum untuk meredakan nyeri dan demam.
Karena tidak adanya pengobatan pencegahan, hingga saat ini satu-satunya cara untuk melindungi diri dari infeksi adalah dengan menghindari gigitan.
Vaksin ini disuntikkan dalam satu dosis dan mengandung versi virus chikungunya yang hidup dan dilemahkan, seperti standar pada vaksin lainnya.
Dua uji klinis dilakukan di Amerika Utara pada 3.500 orang. Sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan sendi, demam dan mual merupakan efek samping yang sering dilaporkan.
Reaksi serius dilaporkan pada 1,6 persen penerima Ixchiq dalam uji coba, dengan dua orang memerlukan rawat inap.
Beberapa penerima vaksin mengalami reaksi merugikan seperti chikungunya yang berlangsung selama 30 hari atau lebih.
Chikungunya dapat ditularkan dari orang hamil ke janinnya, dan virus ini dapat berakibat fatal bagi bayi baru lahir.
FDA dalam pernyataannya mencatat bahwa tidak diketahui apakah virus vaksin dapat ditularkan dari ibu ke bayi dalam kandungan, atau apakah vaksin tersebut dapat menyebabkan efek buruk pada bayi baru lahir.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sejak chikungunya pertama kali diidentifikasi di Tanzania pada tahun 1952, penyakit ini telah tercatat di lebih dari 110 negara.
Pakar kesehatan masyarakat telah menyatakan kekhawatirannya bahwa chikungunya dapat menjadi ancaman pandemi di masa depan karena perubahan iklim mendorong nyamuk yang menyebarkannya ke wilayah baru. Permohonan otorisasi juga telah diajukan oleh Valneva ke European Medicines Agency. SB/Barron

Redaktur : andes
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top