AS Luncurkan Pedoman untuk Pertahankan Filipina dari Serangan

MANILA - Amerika Serikat (AS) telah menjabarkan dengan jelas sejauh mana komitmen perjanjian pertahanannya terhadap Filipina dengan mengeluarkan pedoman baru yang merujuk secara khusus pada serangan di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Pedoman pertahanan bilateral setebal enam halaman itu telah disepakati di Washington DC pada Rabu (3/5) mengikuti dorongan baru di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr untuk memperbarui Perjanjian Pertahanan Bersama Filipina dengan AS, pada saat meningkatnya ketegangan dan konfrontasi maritim dengan Tiongkok.

Pedoman tersebut adalah yang pertama sejak perjanjian itu ditandatangani pada tahun 1951 dan mengikuti sejumlah protes diplomatik Filipina pada tahun lalu atas apa yang disebut tindakan agresif Tiongkok dan ancaman terhadap penjaga pantainya.

Pedoman tersebut mengatakan komitmen perjanjian bilateral akan diminta jika salah satu diserang, khususnya di LTS, dan juga jika kapal penjaga pantai menjadi sasarannya.

Pedoman itu juga diperbarui untuk memasukkan referensi ke bentuk peperangan modern, termasuk "taktik zona abu-abu" yang dituduh digunakan Tiongkok untuk menegaskan klaim kedaulatannya.

Pedoman itu sendiri tidak menyebutkan Tiongkok secara khusus.

"Menyadari bahwa ancaman dapat muncul di beberapa domain, termasuk darat, laut, udara, ruang angkasa, dan dunia maya - dan dalam bentuk perang asimetris, hibrida, dan tidak teratur, serta taktik zona abu-abu, pedoman ini memetakan jalan ke depan untuk membangun interoperabilitas di kedua bidang konvensional. dan domain non-konvensional," ungkap Kementerian Pertahanan AS (Pentagon).

Peringatan

LTS yang merupakan jalur air yang penting dan strategis bagi perdagangan global, telah menjadi titik nyala utama dalam hubungan yang semakin sulit antara Tiongkok dan AS.

Pedoman keamanan tersebut merupakan kirim peringatan ke Tiongkok agar tidak menargetkan penjaga pantai Filipina, kata Rommel Ong, mantan wakil komandan Angkatan Laut Filipina dan seorang profesor di Ateneo School of Government.

Sementara Julio Amador, kepala Yayasan untuk Kepentingan Nasional, sebuah think-tank yang berbasis di Manila yang berfokus pada isu-isu strategis dan keamanan, mengatakan tentang pedoman keamanan Jelas bahwa itu akan membuat Tiongkok menghentikan sejenak apapun bentuk aksinya.

Menanggapi dinamika terbaru itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Kamis (4/5) mengatakan menentang penggunaan perjanjian pertahanan bilateral untuk campur tangan di LTS, yang seharusnya tidak menjadi "tempat berburu" pasukan eksternal.

Pedoman tersebut dirilis selama kunjungan Presiden Marcos Jr ke Washington DC pekan ini, dimana Presiden Filipina itu berkesempatan untuk berbicara dengan Presiden Joe Biden.

Presiden Marcos Jr juga bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, yang mengatakan kepadanya bahwa AS akan selalu mendukung Filipina, baik di LTS atau di tempat lain di wilayah ini.

Hubungan Filipina dengan AS semakin erat di bawah kepemimpinan Presiden Marcos Jr, yang pada Februari memberikan akses militernya ke lebih banyak pangkalan negaranya bagi pasukan AS dan hal itu memicu tuduhan dari Beijing bahwa kesepakatan itu telah memicu api ketegangan regional. ST/I-1