Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah I Sanksi Terbaru AS Terhadap Iran Berlaku Senin ini

AS Lakukan Serangan Siber

Foto : AFP/SAUL LOEB

Penjelasan Trump l Presiden AS, Donald Trump, saat memberikan keterangan pers di halaman Gedung Putih, Washington DC, sebelum pergi menuju Camp David, Maryland, pada Sabtu (22/6). Dalam keterangannya, Trump mengatakan akan memperberat sanksi terhadap Iran yang efeektif berlaku mulai Senin (24/6) ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Sejumlah media melaporkan bahwa AS telah melakukan serangan siber terhadap Iran sebagai balasan atas ditembak-jatuhnya drone AS pekan lalu.

WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) telah melancarkan serangan siber terhadap sistem kendali misil dan jaringan mata-mata Iran setelah Teheran menembak jatuh drone pengintai AS. Informasi itu dilaporkan sejumlah media AS pada akhir pekan lalu.

"Presiden AS, Donald Trump, secara diam-diam mengizinkan Komando Siber AS untuk melakukan serangan balasan terhadap Iran," demikian lapor The Washington Post edisi Sabtu (22/6), tak lama setelah Presiden Trump berjanji untuk membalas Iran dengan sanksi baru yang keras.

"Serangan itu melumpuhkan komputer yang digunakan untuk mengendalikan peluncuran roket dan misil," imbuh The Washington Post.

Informasi serupa juga diberitakan Yahoo News yang mengatakan kelompok mata-mata yang bertanggung jawab untuk melacak kapal tanker untuk diserang di kawasan Teluk, juga telah menjadi sasaran. Yahoo News menambahkan bahwa masih belum jelas apakah serangan siber itu efektif atau tidak, dan menulis laporan media AS adalah sebuah gertak sambal yang dimaksudkan untuk mempengaruhi opini publik dan mendapatkan kembali reputasi bagi Gedung Putih yang sempat hilang setelah jatuhnya pesawat nirawak.

Sebelumnya Trump dilaporkan telah membatalkan serangan militer balasan yang direncanakan dilaksanakan pada Jumat (21/6), dengan alasan bahwa serangan balasan tak sepadan, apalagi Teheran memperingatkan Washington DC bahwa setiap serangan balasan akan direspons dengan aksi serupa terhadap kepentingan AS di Timur Teßngah.

Menyikapi pembatalan serangan itu, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, pada Minggu (23/6) menegaskan pada Teheran agar tidak salah menafsirkan pembatalan menit-menit terakhir.

"Baik Iran maupun aktor bermusuhan lainnya tidak boleh salah menilai kehati-hatian AS dan menyatakan bahwa kebijaksanaan sebagai kelemahan," kata Bolton.

Jatuhnya drone AS terjadi setelah terjadi serangkaian serangan terhadap tanker di jalur pelayaran Teluk yang padat. AS menuding Iran berada dibali serangan-serangan itu, dan hal menambah panas hubungan yang sudah tegang antara kedua negara karena isu program nuklir. Iran membantah bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.

Dalam keterangan pers di Camp David pada Sabtu, Presiden Trump awalnya mengatakan bahwa ia ingin menjadi sahabat Iran, jika negara itu setuju untuk melepaskan persenjataan nuklirnya.

"Saat mereka menyetujui hal itu, mereka akan menjadi negara yang kaya. Mereka akan sangat bahagia, dan saya akan menjadi teman terbaik mereka," kata Trump.

Tingkatkan Sanksi

Kesepakatan multinasional yang dicapai oleh Teheran dan kekuatan dunia pada 2015, tadinya berusaha untuk mengekang ambisi nuklir Iran dengan imbalan bantuan sanksi. Tetapi Trump meninggalkan perjanjian itu setahun yang lalu dan AS kembali memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi yang kuat yang dirancang untuk menghalangi penjualan minyak Iran dan melumpuhkan ekonominya, dan saat ini AS merencanakan peningkatan sanksi terhadap Teheran.

"Kami akan memberlakukan sanksi tambahan yang lebih berat pada Iran mulai Senin (24/6)," cuit Trump di media sosial. "Saya pun menantikan hari ketika sanksi dicabut dari Iran, dan mereka menjadi negara yang produktif dan makmur lagi. Semakin cepat semakin baik!" pungkas Presiden AS itu. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top