Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Misi Luar Angkasa

AS Kembali Daratkan Pesawat Nirawak di Bulan setelah Setengah Abad

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Untuk pertama kali sejak era misi luar angkasa, Apollo, Amerika Serikat (AS), pada hari Kamis (23/2), kembali berhasil mendaratkan sebuah pesawat luar angkasa di Bulan. Misi swasta yang pertama kali itu adalah sebuah robot komersial tanpa awak bernama Odysseus, yang didanai oleh Badan Penerbangan dan Antariksa AS atau National Aeronautics and Space Administration (NASA). Pendaratan itu membuka jalan bagi astronaut AS kembali ke bulan pada akhir dekade ini.

Seperti dikutip dari Business Times, Odysseus yang dibangun oleh Intuitive Machines yang berbasis di Houston, mendarat di dekat kutub selatan bulan pukul 23.23 GMT, setelah penurunan terakhir yang menegangkan di mana pengontrol penerbangan harus beralih ke sistem pendaratan eksperimental dan memerlukan waktu beberapa menit untuk melakukan kontak radio dengan bulan setelah sempat terputus.

"Hari ini untuk pertama kalinya dalam lebih dari setengah abad, AS kembali ke Bulan," kata administrator NASA, Bill Nelson, dalam sebuah video.

"Hari ini untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, sebuah perusahaan komersial, sebuah perusahaan Amerika, meluncurkan dan memimpin pendaratan ke sana."

Gambar dari "EagleCam", kamera eksternal yang dirancang untuk mengabadikan detik-detik terakhir penurunan Odysseus akan dirilis pada Jumat pagi.

"Setelah memecahkan masalah komunikasi, pengontrol penerbangan telah mengonfirmasi bahwa Odysseus dalam keadaan tegak dan mulai mengirim data," kata Intuitive Machines dalam pembaruan terbarunya di X.

"Saat ini, kami sedang berupaya untuk menghubungkan gambar pertama dari permukaan bulan."

Penjelajahan ke bulan sebelumnya yang dilakukan oleh perusahaan Amerika lainnya pada bulan lalu berakhir dengan kegagalan, meningkatkan pertaruhan untuk menunjukkan bahwa industri swasta memiliki apa yang diperlukan untuk mengulangi prestasi yang terakhir dicapai NASA, dalam misi berawak Apollo 17 pada tahun 1972.

Kutub Selatan Bulan

Menggarisbawahi tantangan teknis, sistem navigasi pesawat bermasalah dan Odysseus harus melakukan penerbangan terakhir dari perjalanannya menggunakan sistem panduan laser eksperimental yang dikembangkan oleh NASA, yang sebelumnya dijalankan hanya untuk demonstrasi teknologi.

Konfirmasi pendaratan seharusnya dilakukan beberapa detik setelah pencapaian tersebut, namun hampir 15 menit berlalu ketika penyiar mengira apakah pesawat tersebut turun keluar dari sudut.

"Peralatan kami ada di permukaan Bulan, dan kami sedang melakukan transmisi," ujar Chief Technology Officer perusahaan, Tim Crain, mengonfirmasi pendaratan yang disambut tepuk tangan meriah di bagian kendali misi.

Odysseus mendarat di Malapert A, sebuah kawah tumbukan yang berjarak 300 kilometer dari kutub selatan bulan.

NASA berharap pada akhirnya dapat membangun kehadiran jangka panjang dan memanen es di kutub untuk air minum dan bahan bakar roket untuk perjalanan selanjutnya ke Mars di bawah Artemis, program andalannya.

"Misi saat ini adalah salah satu misi pertama ke kutub selatan untuk benar-benar melihat kondisi lingkungan di tempat kami akan mengirim astronaut kami di masa depan," kata pejabat senior NASA, Joel Kearns.

Misi berawak pertama NASA ke wilayah tersebut dijadwalkan paling cepat pada tahun 2026. Saingan geopolitik Amerika, Tiongkok, juga berencana mengirim awak pertamanya ke Bulan pada tahun 2030, yang membuka era baru kompetisi luar angkasa.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top