Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

AS dan Tiongkok Kembali ke Meja Perundingan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

SHANGHAI - Di tengah pesimisme penyelesaian perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, delegasi kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu kembali bertemu di Shanghai pada Selasa (30/7) untuk memulai perundingan.

Pertemuan di pusat keuangan Tiongkok itu akan menjadi pembicaraan pertama sejak negosiasi pada Mei gagal karena Presiden Donald Trump menuduh Tiongkok mengingkari komitmen.

Washington dan Beijing sejauh ini saling menerapkan sanksi tarif yang mencapai nilai total lebih dari 360 miliar dollar AS, akibat ketegangan terkait dugaan transfer paksa teknologi Amerika oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok, serta praktik tidak adil pada perusahaan AS yang beroperasi di negara itu.

Dalam pembicaraan yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari itu, AS dipimpin perwakilan perdagangan Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

Pembicaraan dimulai bertepatan dengan Beijing yang sedang menghadapi tekanan atas kerusuhan sipil yang sedang berlangsung di Hong Kong, dan dengan ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.

Dalam sebuah komentar, kantor berita pemerintah Tiongkok, Xinhua, mengakui ketegangan antara dua negara, dan menyerukan jika AS menginginkan kesepakatan dagang, Trump harus memperlakukan Tiongkok dengan hormat.

Perlu Fokus

Namun, sejumlah pihak melihat dimulainya kembali pembicaraan dagang sebagai kemajuan, bahkan hanya dengan hasil yang kecil. "Secara realistis, putaran pembicaraan ini adalah soal memperjelas di mana kedua pihak berdiri setelah jeda yang signifikan dalam prosesnya. Perlu juga fokus pada pemulihan kembali kepercayaan para delegasi yang hilang sejak mereka bertemu pada April lalu," kata Wakil Presiden Senior Dewan Bisnis AS-Tiongkok, Jake Parker.

Pertemuan Shanghai juga menunjukkan sinyal adanya niat untuk masa depan hubungan yang lebih baik. Kota tersebut merupakan lokasi dari ajang Komunike Shanghai pada 1972, sebuah langkah penting hubungan diplomatik antara AS dan Tiongkok.

Wakil Perdana Menteri, Liu He, akan kembali memimpin delegasi Tiongkok, dengan anggota tambahan Menteri Perdagangan, Zhong Shan, yang selama ini dianggap sebagai negosiator andal.

"Menteri Zhong Shan, seperti Liu He, adalah anggota Komite Sentral Kongres Partai ke-19, sehingga keterlibatannya akan menunjukkan peningkatan partisipasi dari pihak Tiongkok. Penunjukannya bisa menawarkan suara senior lain di pihak Tiongkok," kata Parker.

Namun, kedua belah pihak tampak merendahkan harapan hasil pembicaraan. Mnuchin mengatakan masih banyak masalah, sementara The Global Times dari Tiongkok menulis pembicaraan perdagangan akan memakan waktu yang panjang.

"AS harus memberikan hari libur pada taktik tekanan maksimum karena terbukti tidak efektif terhadap Tiongkok," bunyi editorial China Daily, Selasa.

AFP/SB/AR-2

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top