Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertemuan di Bangkok

AS dan Tiongkok Berebut Pengaruh di Asean

Foto : afp /Lillian SUWANRUMPHA

Wang Yi

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Tiongkok mendesak negara-negara non-Asia agar menghindari menabur ketidakpercayaan dan pembagian atas lautan yang diperebutkan. Desakan itu disuarakan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, saat ia menghadiri Pertemuan Tinggi Tingkat Menlu Association of Southeast Asian Nations (Asean) di Bangkok, Thailand, pada Rabu (31/7).

"Kami pikir negara-negara non-regional seharusnya tidak secara sengaja memperkuat perbedaan-perbedaan seperti yang telah ditinggalkan dari masa lalu," ucap Menlu Wang Yi kepada wartawan.

"Negara-negara luar tidak boleh menabur ketidakpercayaan antara Tiongkok dan negara-negara Asean. Secara singkat, Tiongkok akan terus memandang Asean N sebagai prioritas di lingkungannya," tambah dia.

Penegasan Menlu Yi itu disampaikan sebelum Menlu AS, Mike Pompeo, tiba di Bangkok. Dalam Pertemuan Tinggi Tingkat Menlu Asean, Menlu Pompeo rencananya akan menyampaikan paparan tentang peningkatan jalinan perdagangan dan keterlibatan keamanan AS di kawasan itu.

Isu soal persaingan kekuatan besar yang diwarnai oleh perang dagang yang telah melemahkan pertumbuhan global, memang mendominasi pertemuan para menteri luar negeri Asia Tenggara yang dibuka pada Rabu kemarin.

Ambisi militer Beijing di lautan dan wilayah udara yang diperebutkan, siap untuk berhadapan dengan upaya Washington DC untuk menegaskan kembali peran AS sebagai kekuatan kunci Asia-Pasifik.

Tiongkok selama ini dituding telah mengerahkan kapal perang, mempersenjatai pos-pos dan menabrak kapal-kapal nelayan di wilayah yang diperebutkan di Laut Tiongkok Selatan (LTS), yang notabene merupakan salah satu rute pelayaran utama dunia, dimana AS amat ingin wilayah perairan ini tetap terbuka dengan alasan menegakkan kebebasan bernavigasi.

Beberapa pihak di Asia Tenggara bahkan mengadukan bahwa Beijing telah menggunakan kekuatan militer, ekonomi, dan diplomatiknya untuk memperlambat kemajuan pada Kode Perilaku yang mengikat di zona yang jadi fokus persengketaan.

Sementara itu, Tiongkok dengan kukuh memperdebatkan hak dari kekuatan luar, terutama dari AS, untuk mempengaruhi masalah dalam apa yang dianggapnya sebagai bagian dari lingkungannya.

Komentar Menlu Yi yang tidak secara langsung merujuk AS, telah memberikan tantangan bagi Menlu Pompeo yang datang dengan tugas menyampaikan pesan jaminan atas kekuatan dan pengaruh AS di seluruh Asia Tenggara. Jika tak ada aral melintang, Menlu Yi dan Menlu Pompeo, akan melakukan pertemuan pada Kamis (1/8) ini.

Pemerintah AS pimpinan Presiden Donald Trump yang sebelumnya telah menarik AS dari pakta perdagangan besar Asia-Pasifik, kini ingin meluncurkan strategi keamanan, laut terbuka, dan strategi perdagangan Indo-Pasifik yang telah diganti namanya.

"Semua itu termasuk memastikan kebebasan laut dan langit, mengisolasi negara berdaulat dari pemaksaan eksternal," kata seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri AS.

Perdagangan Bebas

Selain membahas soal sengketa teritorial, para menlu Asean juga akan mengangkat masalah perdagangan bebas dalam pembicaraan mereka dengan AS dan Tiongkok pada pekan ini. Sebenarnya perang dagang antara AS-Tiongkok telah membawa keuntungan bagi beberapa negara Asia Tenggara karena sejumlah pabrikan pindah untuk menghindari pungutan dari AS. Tetapi di sisi lain, hal itu juga telah menurunkan permintaan di seluruh wilayah yang fokus pada sektor ekspor.

Saat membuka pertemuan, Menlu Thailand, Don Pramudwinai, mendesak diakhirinya tren proteksionis yang semakin berkembang. "Kita harus menyadari bahwa mencari solusi sendiri dan ketidakpedulian bukanlah opsi kita dan itu tidak akan pernah terjadi " pungkas dia seraya menambahkan bahwa adalah penting untuk memastikan terjadinya arus bebas perdagangan. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top