Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Bilateral

AS dan Inggris Berkolaborasi dalam Keamanan dan Pengujian AI

Foto : JUSTIN TALLIS/AFP

Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo (kiri), dan Menteri Teknologi Inggris, Michelle Donelan

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan Inggris, pada Senin (1/4), mengumumkan kemitraan baru dalam ilmu keamanan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai versi generasi berikutnya yang akan datang.

Dikutip dari The Straits Times, Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, dan Menteri Teknologi Inggris, Michelle Donelan, menandatangani nota kesepahaman di Washington untuk mengembangkan pengujian model AI tingkat lanjut, menyusul komitmen yang diumumkan pada KTT Keamanan AI atau AI Safety Summit di Bletchley Park, pada bulan November.

"Kita semua tahu, AI adalah teknologi yang menentukan generasi kita. Kemitraan ini akan mempercepat kerja kedua lembaga kami di seluruh spektrum untuk mengatasi risiko masalah keamanan nasional dan masyarakat luas," kata Raimondo.

Inggris dan Amerika Serikat termasuk di antara negara-negara yang mendirikan lembaga keamanan AI yang dipimpin pemerintah.

Inggris mengatakan pada bulan Oktober, lembaganya akan memeriksa dan menguji jenis AI baru, sementara Amerika Serikat mengatakan pada bulan November mereka akan meluncurkan lembaga keselamatannya sendiri untuk mengevaluasi risiko dari apa yang disebut model AI frontier dan sekarang bekerja sama dengan 200 perusahaan dan entitas.

Di bawah kemitraan formal, Inggris dan Amerika Serikat berencana untuk melakukan setidaknya satu latihan pengujian bersama dengan model yang dapat diakses publik dan sedang mempertimbangkan untuk menjajaki pertukaran personel antar lembaga.

Perjanjian Pertama

Keduanya berupaya mengembangkan kemitraan serupa dengan negara lain untuk mempromosikan keamanan AI. "Ini adalah perjanjian pertama di dunia," kata Donelan.

AI sudah menjadi kekuatan luar biasa bagi kebaikan masyarakat kita, dan mempunyai potensi besar untuk mengatasi beberapa tantangan terbesar di dunia, namun hal ini hanya bisa dicapai jika kita mampu mengatasi risiko-risiko tersebut.

AI generatif, yang dapat membuat teks, foto, dan video sebagai respons terhadap permintaan yang bersifat terbuka, telah memicu harapah sekaligus ketakutan bahwa AI dapat membuat beberapa pekerjaan menjadi ketinggalan jaman, mengacaukan pemilu, dan berpotensi mengalahkan manusia serta menimbulkan dampak bencana.

Dalam wawancara bersama, Raimondo dan Donelan mengatakan tindakan bersama yang mendesak diperlukan untuk mengatasi risiko AI.

"Waktu sangat penting karena rangkaian model berikutnya akan segera dirilis, yang akan jauh lebih mampu. Kami harus fokus pada bidang-bidang yang kami bagi dan taklukkan serta benar-benar kami spesialisasi," kata Donelan.

Raimondo mengatakan akan mengangkat masalah AI pada pertemuan Dewan Perdagangan dan Teknologi AS-Uni Eropa di Belgia, pada 4 April.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top