AS dan Indonesia Sepakat Mendorong Kemajuan di Asia Pasifik
Dubes AS untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak AJAKARTA – Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, mengatakan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke AS memberikan kesempatan untuk kedua pemerintah memperkuat kemitraan strategis komprehensif.
“Kunjungan terbaru Presiden Prabowo memberikan kesempatan bagi kedua pemerintah untuk berkomitmen kembali pada janji untuk memperluas dan memperdalam hubungan kita melalui kemitraan strategis yang komprehensif,” kata Lakhdir saat konferensi pers di Kedubes AS, Jakarta, Rabu (20/11).
Lakhdir mengatakan AS dan Indonesia meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis komprehensif pada tahun lalu yang menetapkan secara resmi upaya kedua negara untuk mengatasi tantangan regional dan global serta membuka peluang baru untuk memperluas kerja sama.
“Sejak saat itu, rakyat AS dan Indonesia, dua demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, telah melakukan pemungutan suara untuk memilih pemimpin baru,” katanya.
Di AS, Presiden Joe Biden telah meyakinkan Presiden terpilih Donald Trump bahwa pemerintahan saat ini akan bekerja untuk memastikan transisi yang damai dan tertib.
Lebih lanjut, diplomat itu menyampaikan bahwa selama pertemuan kedua kepala negara di Washington, juga membahas cara-cara untuk memajukan kolaborasi, termasuk melalui hubungan ekonomi yang lebih erat, peningkatan kerja sama keamanan, serta kerja sama dalam isu-isu regional dan global.
“Kedua pemimpin menegaskan komitmen mereka untuk mempromosikan demokrasi, pluralisme, supremasi hukum, dan sistem internasional yang stabil dan terbuka, nilai-nilai yang menyatukan kedua negara kita,” katanya.
Indo Pasifik
Mereka juga menggarisbawahi pentingnya untuk terus memajukan Indo-Pasifik yang terbuka, transparan, dan inklusif, dengan Asean sebagai pusat dari visi ini,” ujarnya.
Tak hanya itu, Biden menegaskan kembali dukungan kuat AS terhadap upaya Indonesia untuk mempercepat aksesi ke dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang akan memfasilitasi jalan Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Kedua pemimpin juga menekankan pentingnya mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, pertanian berkelanjutan, dan transisi energi terbarukan. Biden dan Prabowo juga menyampaikan komitmen terhadap upaya bersama untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan tujuan bersama mendorong perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.
Menanggapi pernyataan Dubes AS untuk Indonesia, pakar Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB), Malang, Adhi Cahya Fahadayna, mengatakan kunjungan Presiden Prabowo harus bisa mewakili kepentingan strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
“AS adalah negara adidaya yang jelas membutuhkan urgensi untuk membina hubungan dengan Indonesia. Jika Indonesia bisa tegas untuk bersikap dengan Tiongkok, maka posisi tawar Indonesia akan naik di mata AS,” kata Adhi.
Sebaliknya, jika Indonesia tetap tidak tegas dan bersikap dua kaki, hubungan strategis Indonesian-AS tidak akan meningkat. Satu-satunya agenda mendesak AS yang terkait dengan Indonesia adalah regional balancing yang perlu dilakukan AS dengan cara membentuk aliansi dalam rangka mengimbangi dominasi Tiongkok.
Tentu, Indonesia sangat memiliki potensi yang kuat bagi agenda regional AS itu. Namun jika dihadapkan pada doktrin bebas aktif yang dimaknai netral, Indonesia akan sulit dilihat oleh AS sebagai mitra strategis,” tuturnya.
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Kampanye Akbar Pramono-Rano Bakal Diramaikan Para Mantan Gubernur DKI
- 3 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
- 4 Desk Pilkada Banyak Terima Aduan dari Yogyakarta dan NTT
- 5 Sekjen PBB Desak G20 Selamatkan Perundingan Iklim yang Macet