Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Borong 100 Juta Dosis Vaksin Korona

Foto : AFP/JIM WATSON

“Briefing” Korona - Presiden AS, Donald Trump, berbicara dalam konferensi pers terkait wabah virus korona di Gedung Putih, Washington DC, pada Selasa (21/7). Dalam briefing ini, Trump menyerukan agar warga AS mengenakan masker sesuai dengan anjuran dokter demi mencegah penyebaran Covid-19 di AS.

A   A   A   Pengaturan Font

FRANKFURT AM MAIN - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah membeli 100 juta dosis vaksin virus korona potensial yang sedang dikembangkan perusahaan farmasi raksasa AS, Pfizer, dan perusahaan farmasi Jerman, BioNTech, senilai 1,95 miliar dollar AS.

"Pemerintah AS juga ingin opsi untuk membeli 500 juta dosis tambahan jika vaksin telah memenuhi prosedur aturan kesehatan," demikian pernyataan BioNTech pada Rabu (22/7).

BioNTech juga menyebutkan bahwa warga AS akan mendapatkan vaksin ini dengan cuma-Cuma dan pemberian vaksin gratis ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah AS untuk mendapat akses secara bebas terhadap vaksin Covid-19 ini.

"Kesepakatan pembelian vaksin antara pemerintah AS, Pfizer dan BioNTech semakin meningkatkan peluang yang menegaskan bahwa kami akan mendapatkan vaksin yang aman dan efektif paling cepat pada pengujung tahun," kata pejabat Dinas Kesehatan AS, Alex Azar.

Langkah AS memborong vaksin potensial ini mengikuti apa yang telah dilakukan pemerintah Inggris pada awal pekan ini dimana London membeli 90 juta dosis vaksin virus korona potensial dari BioNTech, Pfizer, dan Valneva.

Perubahan Intonasi

Sementara itu masih terkait dengan penyebaran epidemi Covid-19 di AS, terlihat mulai ada perubahan intonasi yang amat serius dari Presiden Donald Trump terkait wabah virus yang amat mematikan ini.

Saat berbicara dalam konferensi pers soal virus korona di Gedung Putih, Washington DC, Presiden Trump mulai menyadari bahwa krisis wabah yang sebelumnya ia sepelekan, kini bisa bertambah parah.

"Di sejumlah wilayah di negeri kita terlihat cukup baik. Sementara di wilayah lain kurang begitu baik. Ini mungkin bisa bertambah buruk sebelum membaik," ucap Presiden Trump.

Selama 3 bulan terakhir, Trump tak pernah memberikan keterangan pers soal pandemi virus korona dalam konferensi pers Gedung Putih. Terakhir kali ia melontarkan pernyataan dalam menanggapi soal wabah virus korona sempat dicemooh karena Presiden AS itu menyarankan pasien Covid-19 disuntik dengan cairan desinfektan.

Langkah Trump yang mau kembali memberikan keterangan pers terkait pandemi virus korona diduga ada kaitannya dengan perolehan jajak pendapat jelang pelaksanaan pilpres AS 2020.Jajak pendapat terbaru menyebutkan dua dari tiga warga AS tak mempercayai kepemimpinan Trump yang berkenaan dengan wabah ini.

Tingginya tingkat ketidakpercayaan pada Trump ada kaitannya dengan angka kematian yang cukup besar serta lonjakan penyebaran Covid-19 di bagian selatan dan barat daya AS. Jajak pendapat juga mencatat tanggapan Trump terkait pandemi telah menyebabkan pemilik hak suara mengalihkan dukungannya pada rivalnya yaitu Joe Biden.

Perubahan sikap juga diperlihatkan Trump ketika beberapa waktu lalu ia terlihat sedang mengenakan masker saat mengunjungi sebuah rumah sakit militer di AS. Padahal sebelumnya Trump emoh mengenakan masker baik dalam sebuah pertemuan resmi maupun berbicara dihadapan publik.

"Saya menyerukan pada warga Amerika untuk mengikuti rekomendasi dokter dengan mengenakan masker yang amat penting untuk mencegah penyebaran virus. Siapapun yang tak bisa menerapkan protokol jaga jarak sosial, kenakan masker," kata Trump.

Berdasarkan pantauan institusi Johns Hopkins University, pada Selasa (21/7) tercatat telah terjadi rekor baru kasus baru virus korona harian di AS dengan jumlah 68.524 kasus dalam 24 jam. Itu berarti ada total 3.891.893 kasus infeksi serta total 141.883 angka kematian akibat wabah virus korona di AS saat ini. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top