Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS akan Alih Fungsikan Bekas Fasilitas Senjata Nuklir Jadi PLTS

Foto : power-eng.com

Pemandangan barat laut lahan energi bersih di Hanford Site.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Departemen Energi Amerika Serikat mengumumkan rencananya untuk mengalihfungsikan lahan yang sebelumnya merupakan fasilitas pengembangan senjata nuklir Manhattan Project menjadi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas daya 1 gigawatt.

Sebagai informasi, Manhattan Project merupakan proyek rahasia Amerika Serikat untuk mengembangkan senjata nuklir ketika Perang Dunia Kedua.

Menurut laporan Engadget pada Jumat, PLTS ini rencananya akan dibangun di bekas fasilitas uji coba nuklir Hanford atau dikenal sebagai Site W yang berlokasi di negara bagian Washington. Departemen Energi Amerika Serikat tengah bernegosiasi dengan Hecate Energy untuk bekerja sama dalam pembangunan proyek ini.

Fasilitas ini dulunya merupakan reaktor produksi plutonium pertama di dunia. Plutonium ini digunakan untuk bom atom yang dijatuhkan di Jepang pada tahun 1945.

Saat rampung nanti, PLTS yang menempati lahan seluas 580 mil persegi ini akan menjadi proyek fasilitas energi surya terbesar di Amerika Serikat. Saat ini, rekor PLTS terbesar di negeri Paman Sam itu dipegang oleh proyek Edwards Sanborn Solar and Energy Storage di California yang menghasilkan 875 megawatt energi surya.

Proyek PLTS ini merupakan bagian dari program Cleanup to Clean Energy yang digagas presiden Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris pada tahun lalu.

Program ini bertujuan untuk mengalihfungsikan lahan milik Departemen Energi Amerika Serikat menjadi fasilitas produksi energi bersih. Program ini telah berkontribusi menambah kapasitas energi surya sebesar 90 gigawatt yang cukup untuk menyalurkan listrik ke 13 juta rumah.

Diketahui, Amerika Serikat sebanyak 5,6 persen dari total energinya diproduksi oleh tenaga surya sedangkan Uni Eropa baru-baru ini mencapai kontribusi produksi 9,1 persen. Tren produksi energi terbarukan ini dikabarkan akan terus meningkat di dua wilayah tersebut.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top