Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Arus Mudik Lancar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Banyak pihak menilai, pengaturan arus mudik Lebaran tahun ini berjalan dengan baik. Meski masih ada penumpukan kendaraan, kondisinya tidak terlalu parah, dan tidak lama. Hanya di titik-titik tertentu seperti gerbang tol atau pasar tumpah yang menjadi langganan sumber kemacetan. Namun kepadatan di jalan tol sudah tidak terlalu parah seperti tahun-tahun lalu.

Hal ini juga berkat pemberlakuan one way dari arah Jakarta menuju Semarang. Pemberlakuan contraflow mampu menjadi solusi kepadatan di Trans Jawa. Tak ada lagi kemacetan berjam-jam yang menguras energi. Wajar bila masyarakat memuji pelaksanaan pengaturan arus mudik yang berlangsung lancar ini.

Selain itu, kesuksesan penataan mudik juga dapat dilihat dari penurunan jumlah kecelakaan. Menurut data Korps Lalu Lintas Polri, selama H-7 hingga H-3 Lebaran, terjadi 284 kecelakaan. Padahal tahun lalu dalam periode tersebut terjadi 703 kecelakaan. Ada penurunan sampai 60 persen.

Sedang angka kematian, kalau tahun lalu mencapai 148, kini 'hanya' 61 orang. Semoga saja kesuksesan ini sebagai gambaran masyarakat yang makin sadar akan tertib berlalu lintas demi keselamatan tidak hanya diri sendiri, tetapi juga orang lain sesama pengendara. Jalan tidak lagi dianggap sebagai milik sendiri, melainkan kepunyaan bersama. Kesadaran ini mestinya membuat pengendara memberi ruang pengendara lain guna meminimalkan kecelakaan.

Arus di luar Jawa juga relatif lancar dan aman. Semua berkat antara lain kehadiran jalan tol. Maka, jangan lagi ada yang nyinyir atas kehadiran Trans Jawa, Trans Sumatera, dan segera menyusul Trans-trans daerah lain. Manfaat trans mulai dirasakan. Maka kelak bila seluruh trans sudah terwujud, mudik Lebaran dan hari libur besar lainnya tidak masalah lagi.

Kini yang tinggal ditunggu adalah arus balik. Kalau arus mudik bisa lancar dan relatif aman, maka hal itu juga harus dipertahankan saat arus balik yang kemungkinan sudah akan mulai hari ini atau besok. Para petugas juga harus bisa menekan angka kecelakaan arus balik, setidaknya sama dengan arus mudik, kalau tidak bisa lebih rendah lagi.

Tol juga telah memperpendek waktu tempuh. Hal ini membuat pengemudi tidak terlalu lelah. Berbeda ketika tol belum menyambung. Untuk sampai di Solo, dari Jakarta, diperlukan, sedikitnya 14 jam.

Kini lewat tol Trans Jawa waktu tempuh cukup tujuh jam saja. Jadi, orang tidak terlalu spaneng, sehingga lebih rileks dalam mengemudi. Hal ini juga mengurangi kecelakaan.

Maka, Kapolri Jenderal Tito Karnavian terus berusaha menciptakan kelancaran. Salah satu cara, selain one way, mendorong pemudik agar balik lebih awal agar tidak terjebak kemacetan, kalau balik pada arus puncak. Masalahnya dapatkah masyarakat diimbau balik lebih awal karena kita tidak tahu kepentingan tiap-tiap pemudik. Semoga saja masyarakat dapat mengatur arus balik, sehingga semuanya lancar dan aman sampai ke kediaman lagi.

Pemerintah tinggal mengawasi di luar lalu lintas yang dianggap masih krusial seperti harta tiket baik pesawat, kereta api, maupun bus. Untuk harga tiket pesawat, sudah menjadi rahasia umum, pemerintah tidak mampu melawan "kartel" yang dimainkan grup-grup perusahaan penerbangan.

Ini jelas merugikan masyarakat. Ada lagi permainan "transit" di mana perusahaan penerbangan menjual harga tiket dengan sistem transit dengan alasan menghemat. Ini juga memberatkan penumpang.

Kenaikan harga tiket kereta api juga perlu direm agar moda massal tersebut terjangkau oleh calon penumpang. Apalagi kereta api sebagai milik pemerintah mestinya tidak perlu ikut-ikut mengeruk keuntungan selama Lebaran dengan menaikkan harga setinggi-tingginya. Misalnya, untuk tiket eksekutif Jakarta-Surabaya dari 600.000 rupiah menjadi 750.000 rupiah.

Sebagai sarana transportasi milik negara, kereta api harus mengutamakan pelayanan daripada komersial

Komentar

Komentar
()

Top