Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Arinal Dorong Pembangunan Pariwisata dan Angkat Budaya Lampung

Foto : lampungprov.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

"Diperkirakan sekitar abad ke-8, seiring berkembangnya ajaran Islam di Lampung Barat, sekura digunakan di medan peperangan untuk menutupi atau menyembunyikan wajah. Selain ditujukan agar pihak lawan sulit mengenali orang yang berada di balik topeng, pihak yang berperang pun tidak segan terhadap lawannya," tutur Gubernur Arinal.

Kini, sekura dilaksanakan sebagai agenda tahunan yang khusus ditampilkan di Hari Raya Idul Fitri. Biasanya, diadakan sampai satu pekan di lokasi yang berpindah-pindah di pekon (desa), sampai ke Kabupaten Pesisir Barat.

Pesta sekura di awal Syawal tahun ini menjadi peristiwa budaya yang menarik dan langka di Indonesia, sebab sekura menjadi peristiwa akulturasi antara agama dan tradisi yang dianut oleh masyarakat Lampung. Lebih dari itu, sekura juga mampu menyatukan berbagai golongan, kaya-miskin, pegawai-petani, tua-muda, besar-kecil.

Sementara itu, tupping masyhur ialah tradisi khas di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Selatan. Tupping tidak seperti sekura di Lampung Barat yang dirayakan bersama-sama setiap Lebaran. Daerah Canti dan Kuripan adalah dua daerah yang identik dengan tradisi tupping. Tupping lebih dikenal sebagai simbol perlawanan Raden Intan, pahlawan Lampung, terhadap penjajah Belanda. Ada 12 (dua belas) jenis tupping dengan julukan, tugas, dan karakteristik yang berbeda-beda.

"Melihat hal tersebut, maka pantaslah Lampung disebut sebagai tanahnya (atau negerinya) orang-orang bertopeng sehingga pada perhelatan Festival Krakatau 2023 akan digelar Karnaval Topeng dengan tajuk Lampung Mask Culture Carnival, yang diikuti oleh peserta dari 15 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung," ucap Gubernur Arinal. I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top