Apresiasi Berpotensi Terbatas

Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (17/7) sore, menguat 19 poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.320 rupiah per dollar Amerika Serikat (AS). Meski demikian, penguatan rupiah diperkirakan bisa berbalik arah akibat kebijakan moneter di Eropa.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan data ekonomi AS yang di luar perkiraan pasar juga turut membuat mata uang dollar AS cenderung mengalami tekanan terhadap mata uang di kawasan Asia. "Kendati demikian, potensi penguatan rupiah ke depannya bisa tertahan jika bank sentral Eropa (ECB) kembali menegaskan pengurangan stimulus keuangannya," jelasnya di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, dari dalam negeri, analis Monex Investindo Futures, Faisyal menilai kurs rupiah terapresiasi terhadap dollar AS seiring dengan respons positif pelaku pasar uang terhadap data neraca perdagangan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Juni 2017 sebesar 1,63 miliar dollar AS.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Juni 2017 mencapai 7,63 miliar dollar AS. Kinerja ekspor pada periode tersebut mencapai 79,96 miliar dollar AS dan impor sebesar 72,33 miliar dollar AS.

Halaman Selanjutnya....