Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Aplikasi untuk Memprediksi Masalah Kesehatan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ilmuwan mengembangkan teknologi berbasis aplikasi kesehatan yang kelak bisa digunakan untuk memprediksi apakah seseorang mengalami serangan awal pada penyakit pernapasan atau kardiovaskular.

Tim peneliti dari University of Waterloo menemukan bahwa aplikasi kecerdasan buatan dapat membantu mengolah data secara tepat. Aplikasi baru yang tengah dikembangkan ini adalah untuk mendeteksi apakah kesehatan Anda tengah menurun.

Berdasarkan hasil studi yang sudah dilakukan tim menemukan bahwa data-data dari sensor yang dapat dipakai dan kecerdasan buatan mampu menilai atau menaksir perubahan dalam respon aerobik. Teknologi ini suatu hari nanti dapat digunakan untuk memprediksi apakah seseorang mengalami serangan awal pada penyakit pernapasan atau kardiovaskular.

Penelitian ini sendiri melibatkan para peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Teknik Kesehatan Waterloo. "Terjadinya banyak penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit paru obstruktif kronik, memiliki dampak langsung pada kebugaran aerobik," kata Thomas Beltrame dari University of Waterloo, belum lama ini.

Beltrame sendiri adalah ilmuwan yang memimpin penelitian. Saat ini, penelitian lanjutan dilakukan di Institute of Computing di University of Campinas di Brasil. "Dalam waktu dekat, kami percaya bahwa sangat mungkin untuk satu hari ini kami dapat melakukan pemeriksakaan kesehatan anda secara terus menerus, bahkan sebelum Anda menyadari bahwa Anda memerlukan bantuan medis," tambah Beltrame.

Studi ini dilakukan dengan memantau pria aktif yang sehat dan berusia sekitar dua puluhan. Mereka diminta untuk mengenakan kemeja khusus selama empat hari.

Kemeja ini menggabungkan sejumlah sensor, seperti sensor untuk detak jantung, pernapasan, dan sebuah sensor lainnya. Mereka kemudian membandingkan hasil pembacaan sensor dengan respons laboratorium.

Ilmuwan kemudian menemukan hasil secara akurat memprediksi tolok ukur terkait kesehatan selama kegiatan sehari-hari hanya dengan menggunakan kemeja pintar. "Penelitian ini menemukan cara untuk memproses sinyal biologis dan menghasilkan angka tunggal yang bermakna untuk melacak kebugaran," kata Richard Hughson, rekan penulis dan juga profesor kinesiologi di Schlegel-University of Waterloo Research Institute for Aging.

Beltrame dan Hughson turut menulis penelitian ini bersama Alexander Wong, Ketua riset untuk bidang kecerdasan buatan dan pencitraan medis di Kanada sekaligus seorang profesor teknik di Waterloo. Dia berafiliasi dengan Institut Kecerdasan Buatan Waterloo.

Robert Amelard, dari Schlegel-University of Waterloo Research Institute for Aging, juga merupakan penulis lain dalam studi ini. Studi ini muncul dalam Journal of Applied Physiology.

Penelitian multi-disiplin ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana kecerdasan buatan bisa menjadi pengubah permainan yang potensial untuk perawatan kesehatan. Caranya dengan mengubah data menjadi pengetahuan prediktif untuk membantu perawatan kesehatan profesional untuk lebih memahami kesehatan seseorang. "Ini dapat memiliki dampak signifikan pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan," kata Wong.

Carré Technologies mengembangkan kemeja pintar, yang disebut Hexoskin, yang digunakan dalam penelitian tersebut. Tim ini berencana untuk menguji sistem ini pada usia dan jenis kelamin yang berbeda serta orang-orang dengan masalah kesehatan untuk melihat bagaimana orang-orang mungkin memakai sensor untuk mengukur apakah kesehatan mereka menurun. nik/berbagai sumber/E-6

Komentar

Komentar
()

Top