Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
DISKONTO

APBN sebagai "Shock Absorber" Hadapi Tekanan

Foto : ISTIMEWA

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemen­terian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menekankan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan terus dioptimalkan sebagai peredam krisis atau shock absorber, terutama di tengah tekanan yang disebabkan fenomena El Nino saat ini.

"Pemerintah memberikan tambahan perlindungan sosial, antara lain dengan menambahkan bantuan beras hingga akhir tahun 2023 dan menggulirkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino untuk bulan November-Desember guna menjaga daya beli kelompok miskin dan rentan," kata Febrio di Jakarta, Rabu (1/11).

Langkah tersebut kata Febrio diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendukung pemulihan, dan melindungi masyarakat Indonesia dari perubahan global yang masih penuh ketidakpastian. Meskipun masih terdapat tantangan ekonomi global, pemerintah berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1 persen pada tahun 2023 dan 5,2 persen pada 2024.

Adapun pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas pasokan pangan untuk mengendalikan inflasi. "Sebagai respons cepat dalam mengendalikan harga pangan, pemerintah berupaya memitigasi dampak El Nino melalui upaya stabilisasi pasokan terutama komoditas strategis, seperti beras, guna menjaga kecukupan pasokan dalam negeri," kata Febrio.

Hal tersebut dilakukan untuk merespon inflasi pada Oktober yang tercatat sebesar 2,56 persen secara tahunan atau year on year (yoy), sedikit meningkat dibanding September yang sebesar 2,28 persen (yoy). Kondisi tersebut didorong oleh naiknya inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top