Kamis, 06 Feb 2025, 13:33 WIB

Apakah ESDM Bertanggung Jawab, Ibu Meninggal Mencari Gas 3 Kg

korban kecelakaan

Foto: ist

JAKARTA -Belum lama, seorang ibu di daerah Tangsel meninggal gara-gara kelelahan antre hanya untuk mendapat gas tiga kilogram.

Kali ini nasib tragis dan menyedihkan juga menimpa orang kecil. Dialah seorang ibu yang bertanggung jawab bagi ekonomi keluarga. Dia adalah pedagang makanan kecil. Untuk itu dia harus masak, tanpa masak tak bisa jualan. Artinya, dapur tak ngepul.

Maka ke mana pun ibu ini berburu elpiji melon. Namun nasib berkata lain, melon tak dapat, justru nyawa melayang.

Dialah ibu Tri Lestari, pedagang penthol (makanan semacam bakso) harus mencari elpiji melon dengan mengendarai Honda Beat yang mengalami kecelakaan tragis di Jalan Semarang-Purwodadi, Kecamatan Kebonagung, Demak, Selasa (4/2) siang. Dia tertabrak truk tronton Hino yang dikemudikan oleh Raden Endrasmoroh Yulianto.

Akibat kecelakaan ini, Tri Lestari yang merupakan warga Dempet, Demak, meninggal di lokasi kejadian.  Ironis biar bisa hidup dengan berjualan lalu mencari elpiji melon, tapi bukannya hidup, Tri justru meninggal karena kebijakan aneh bin ajaib ESDM yang melarang elpiji melon dijual di pengecer.

Lalu pertanyaannya, apakah kementerian ESDM bertanggung jawab? Jika tidak dibenahi secepatnya, korban-korban berikut akan terus berjatuhan. Meski presiden sudah menginstruksikan pengecer boleh menjual lagi melon, konstruksi perdagangan telanjur rusak. Elpiji melon tetap sulit dicari. Antrean tetap panjang. Lalu sampai kapan ini?

Tri Lestari, 48, ibu rumah tangga warga Desa Dempet RT 5 RW 2, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah tewas kecelakaan saat berburu gas melon tersebut.

Suami korban, Sugeng, 49, menceritakan, peristiwa yang menimpa istrinya tersebut mengejutkan keluarga. "Saya dikabari dari Polsek saat jualan pentol di depan SMA Al Fadhilah bahwa istri saya mengalami kecelakaan,"katanya. Sugeng menambahkan, sang istri sebelumnya telah berjuang mencari gas elpiji 3 kg di wilayah Kota Demak dan Dempet, namun semua kosong. 

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka

Tag Terkait:

Bagikan: