Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Antisipasi Tiongkok, Inggris dan Jepang Perkuat Hubungan Militer

Foto : Carl Court via AP

Perdana Menteri Rishi Sunak dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

A   A   A   Pengaturan Font

Inggris dan Jepang pada hari Rabu (11/1) menandatangani perjanjian pertahanan untuk memperkuat hubungan militer kedua negara di tengah meningkatnya kekhawatiran rencana Tiongkok atas Taiwan, yang dianggapnya sebagai provinsi pemberontak.

Perdana Menteri Rishi Sunak dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida secara resmi menandatangani perjanjian yang disebut pemerintah Inggris sebagai bentuk "memperkuat komitmen kami terhadap kawasan Indo-Pasifik".

"Hubungan antara kedua negara kita lebih kuat dari sebelumnya, tidak hanya di bidang perdagangan dan keamanan, tetapi juga nilai-nilai kita," kata Sunak, seperti dilansir dari The Associated Press.

Sementara itu, Kishida mengacu pada pentingnya keamanan dan kerja sama antara Jepang dan Inggris, seraya berharap dia dan Sunak akan mengadakan "diskusi strategis."

Perjanjian yang disebut sebagai Reciprocal Access Agreement itu menjadi perjanjian pertahanan atau militer pertama antara Jepang dengan negara Eropa, yang memungkinkan kedua negara G7 untuk mengadakan latihan militer bersama.

Sebagai informasi, kesepakatan itu telah berjalan selama bertahun-tahun dan dibahas ketika Kishida mengunjungi Perdana Menteri Inggris yang kala itu dijabat Boris Johnson di London pada bulan Mei.

Melansir AP, pemerintah Inggris mengatakan akan mengizinkan angkatan bersenjata Inggris dan Jepang untuk merencanakan dan memberikan latihan dan penyebaran militer yang lebih besar dan lebih kompleks.

"Di dunia yang semakin kompetitif ini, semakin penting bagi masyarakat demokratis untuk terus berdiri bahu membahu saat kita menghadapi tantangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman kita ini," kata Sunak.

Prihatin dengan kemajuan senjata dua negara tetangganya, yakni Tiongkok dan Korea Utara, Jepang pada bulan Desember mengadopsi reformasi keamanan dan pertahanan utama, termasuk kemampuan serangan balik yang mematahkan prinsip hanya pertahanan diri yang telah dipertahankannya sejak kekalahannya dalam Perang Dunia II.

Jepang khawatir invasi Rusia ke Ukraina dapat berdampak di Asia Timur, di mana militer Tiongkok semakin agresif dan mengancam akan bersatu dengan Taiwan jika perlu.

Negeri Sakura itu juga telah bergabung dengan negara-negara Barat dalam mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Jepang turut memasok Ukraina dengan helm dan bantuan militer non-mematikan lainnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top