Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Antisipasi Krisis Pangan, Petani di Gunungkidul Diimbau Simpan Hasil Panen

Foto : ANTARA/ HO-Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul

Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul salurkan bantuan mesin diesel untuk pengairan lahan.

A   A   A   Pengaturan Font

GUNUNGKIDUL - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau para petani untuk menyimpan hasil panen untuk menjaga ketahanan pangan keluarga mengantisipasi krisis pangan akibat El Nino.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono di Gunungkidul, Selasa (16/7), mengatakan pada 2024, El Nino atau bencana kekeringan melanda secara global termasuk Gunungkidul yang berakibat pada mundurnya musim tanam sampai Januari 2024 akhir baru terjadi curah hujan untuk permulaan musim tanam pertama di Gunungkidul.

Namun demikian sampai dengan April 2024 telah berhasil panen padi 45.530 hektare dengan produksi mencapai 213.431 ton gabah kering giling (GKG).

Selain itu, panen jagung mencapai 42.453 hektare dengan produksi 244.745 ton pipil kering.

"Dengan produksi ini, maka cadangan pangan masyarakat Gunungkidul aman untuk konsumsi satu tahun ke depan dengan catatan hasil padi disimpan di rumah tangga petani sedang hasil jagung dijual," kata Raharjo.

Dia mengatakan pada musim kedua tanam di Gunungkidul ternyata dampak kekeringan masih terasa karena kemarau datang lebih cepat yaitu Mei sudah tidak ada hujan, yang berakibat kekeringan melanda pertanaman baik padi maupun jagung.

Luas tanam existing pada masa tanam kedua di kisaran 7.600 hektare. Namun terjadi kekeringan di seluruh kapanewon di Gunungkidul, dan dua kapanewon dengan luas gagal panen terluas, yakni Semin dan Ngawen.

Kekeringan puso di Semin seluas 242 hektare, dan di Ngawen seluas 178 hektare.

Kondisi demikian sangat berpengaruh pada kebutuhan air irigasi pertanian, dengan beberapa lokasi pertanaman masih tersedia sumber air dan ada sebagian pertanaman yang ada tidak ada sumber air.

Raharjo mengatakan upaya yang dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terkait bencana kekeringan adalah pemberian rekomendasi BBM solar bersubsidi untuk operasional pompa air tanah dalam sehingga beaya lebih murah dan terjangkau petani.

"Rekomendasi diberikan kepada kelompok tani atau P3A pengelola pompa irigasi untuk menyelamatkan tanaman padi dan palawija lainnya," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top