Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penghargaan UNESCO

Anies Sesalkan Kota Tua Tak Jadi Warisan Dunia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies R Baswedan menyesalkan Kota Tua, Jakarta Barat tidak diakui UNESCO menjadi warisan dunia. Padahal, Kota Tua menyimpan banyak benda-benda bersejarah yang patut dijaga kelestariannya untuk masa depan. Salah satu alasannya karena ada reklamasi.

"Saya melihat reklamasi, memang harus kita bereskan. Berapa dampaknya, ternyata besar bahkan di dalam penilaian mengenai kota tua pun berdampak. Jadi, jangan anggap sepele perubahan wikayah di pesisir Jakarta," ujar Anies di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jum'at (6/7).

Untuk itu, pihaknya akan serius menata wilayah pesisir Jakarta dengan baik. Dia memastikan tidak akan melanjutkan reklamasi ke depannya. Hanya saja, pulau-pulau palsu yang telah terbentuk akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan seluruh warga Jakarta.

"Jadi, karena itu mau kita tata serius Jakarta ini. Kota bersejarah, sayang kalau terbuang percuma tempat bersejarah dari catatan dunia," katanya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengungkapkan hal senada. Proyek reklamasi menjadi penghambat diakuinya Kota Tua sebagai world heritage oleh UNESCO. Padahal, Kota Tua telah mengalami revitalisasi sebaik mungkin pada beberapa ruas kawasannya.

"Ada juga temuan mengenai reklamasi. Tapi intinya, waktu didesaign dulu secara perencanaan tidak melibatkan swasta. Tidak melibatkan keseluruhan pemilik bangunan disini. Ini buat kami pelajaran juga bahwa ternyata kalau dilakukan tidak secara komprehensif dan kawasannya terlalu luas, susah kordinasinya, akhirnya jadi temuan," ungkapnya.

Menurutnya, saat UNESCO melakukan penilaian menuturkan sebuah world heritage tidak boleh tempat bergerak atau dinamis. Tempat ini harus statis dan menjadi cagar budaya bagi masyarakat dunia.

"Situs budaya yang tidak bisa diotak atik. Menurut mereka, di bawah sini ada artefak artefak yang tidak boleh diganggu gugat. Sehingga kalau dilakukan revitalisasi takutnya merusak artefak," ucapnya.

Adanya penataan di kawasan Kota Tua, lanjutnya, menjadi salahsatu faktor tidak diakuinya Kota Tua sebagai world heritage. Dalam kesempatan ini, pihaknya membuka seng penutup Kali Besar yang telah rampung direvitalisasi. Revitalisasi Kali Besar ini dilaksanakan dalam bentuk Public Privat Patnership (PPP), kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan melibatkan komunitas masyarakat juga.

"40 hari menjelang Asian Games, saya harus ambil resiko untuk membuka, karena setelah ditunggu ini dari Oktober sudah selesai, tapi kita diantara dinas-dinas memerlukan waktu yang begtu banyak (dan) mendalam untuk memverifikasi, dan ini ada lebih dari 10 dinas yang terlibat," katanya.

Ke depan, pihaknya meminta setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terlibat dalam penataan kawasan agar menyederhanakan birokrasi. Sehingga, hasil penataan itu bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat Ibukota.

pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top