Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kondisi Ketenagakerjaan - Porsi Pekerja Formal Naik 0,20% Jadi 40,89% per Agustus 2023

Angka Pengangguran Masih Tinggi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah perlu mewaspadai masalah pengangguran meskipun jumlahnya pada Agustus lalu turun. Sebab, serapan tenaga kerja diperkirakan bukan dari angkatan kerja baru, melainkan pengangguran yang terdampak pandemi beberapa waktu lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang per Agustus 2023 atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,32 pesen dari total 147,71 juta angkatan kerja.

Jumlah pengangguran itu lebih rendah 0,54 persen dibanding Agustus 2022, yang mencapai 8,42 juta orang. Meski terus menurun, jumlah dan tingkat pengangguran itu masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan pada Agustus 2019 atau sebelum pandemi, yakni 7,1 juta orang.

"Secara jumlah memang ini perlu terus diwaspadai, karena sebagian besar perusahaan yang bangkit dari pandemi lebih memprioritaskan merekrut mereka yang dirumahkan saat pandemi dibandingkan melakukan rekrutmen baru. Itu tantangannya," ujar Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, saat dihubungi di Jakarta, Senin (6/11).

Menurut Bhima, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan dapat terus berperan dalam mengatasi persoalan pengangguran di Indonesia, dengan lebih aktif dalam menciptakan peluang pekerjaan sambil menunggu pemulihan penuh dari sektor swasta.

Kemudian, lanjut Bhima, salah satu yang menjadi langkah krusial adalah meningkatkan penawaran tenaga kerja dengan memastikan kesesuaian antara keahlian dan kebutuhan pasar.

Baca Juga :
Produksi Karet Turun

"Ya, tentu dari segi penawaran tenaga kerja harus didorong terus ya. Kesesuaian antara keahlian, lulusan sekolah vokasi, SMK itu dengan pasar tenaga kerja," kata Bhima.

Selanjutnya, penekanan pada investasi padat karya juga ikut menjadi kunci, sehingga investasinya pun dapat lebih berkualitas dengan menyerap tenaga kerja lokal.

"Tentunya adalah mendorong terus industrialisasi sehingga dari sektor industri manufaktur bisa lebih banyak menyediakan lapangan kerja baru," ujar Bhima.

Bhima menambahkan, dengan memacu pertumbuhan sektor industri manufaktur, diharapkan dapat tercipta lebih banyak lapangan kerja baru. Upaya tersebut juga sejalan dengan langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan fokus pada langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat membuka peluang baru dalam hal lapangan pekerjaan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Serapan Pekerja

Sementara itu, BPS mencatat sebanyak 139,85 juta orang atau 94,68 persen dari total sebanyak 147,71 juta orang Angkatan Kerja (AK) di Indonesia terserap ke dalam pasar kerja per Agustus 2023.

"Terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,55 juta orang sepanjang periode Agustus 2022-Agustus 2023," ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers PDB kuartal III-2023 di Jakarta, kemarin.

Amalia mengatakan porsi pekerja formal meningkat 0,20 persen year on year (yoy) menjadi 40,89 persen per Agustus 2023, dibandingkan Agustus 2022 yang sebesar 40,69 persen.

Di sisi lain, porsi pekerja informal turun menjadi sebesar 59,11 persen per Agustus 2023, dibandingkan Agustus 2022 yang sebesar 59,31 persen.

"Peningkatan proporsi pekerja formal mengindikasikan keadaan ketenagakerjaan yang terus membaik, meskipun proporsinya lebih kecil dibandingkan sebelum pandemi Covid-19," ujar Amalia.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top