Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Angka Efek Samping Parah Sangat Kecil

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan efek samping atau yang kini dinamakan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI), bisa terjadi pascavaksinasi Covid-19. Kategori efek samping yang terjadi bisa berupa gejala level ringan hingga sedang.

Gejala KIPI lokal tempat suntikan dilakukan berupa nyeri, iritasi, kemerahan, pembekakan, nyeri, berwarna kemerahan. Sementara itu, efek sistemik berupa myalgia atau nyeri otot, fatigue atau kelelahan, dan demam.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, setelah hari ketiga vaksinasi pertama yang dilakukan pada Rabu (1/1) pihaknya belum mendapatkan laporan adanya KIPI yang parah.

Menurut Ahli imunologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Iris Rengganis, KIPI bisa menimbulkan beragam gejala. Dia sifatnya lokal seperti nyeri bekas suntikan, bengkak di lokasi suntikan, dan kemerahan pada pada bekas suntikan, atau sistemik seperti demam atau sakit kepala.

Iris mengatakan, orang juga bisa mengalami reaksi alergi yang tidak bisa diduga. Namun, para petugas medis perlu menyiapkan zat penawar yang disebut Anafilaktik Kit. "Dari hasil uji klinis di Bandung, kami yakin vaksin Covid-19 aman dalam meredakan Covid-19," ujar dia.

Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), efek samping yang terjadi pascavaksinasimenggunakan vaksin Pfizer/BioNTech cukup beragam. Namun efek parah kasusnya sangat kecil. Dari 1.893.360 orang yang telah menerima dosis pertama vaksin ada 21 kasus efek samping. Sebanyak 71 persen kasus terjadi 15 menit pertama setelah penyuntikan.

Gejala efek samping yang paling parah berupa anafilaksis atau alergi berat. Ciri khasnya berupa ruam kulit, mual, muntah, kesulitan bernapas, dan syok. Anafilaksis adalah keadaan darurat medis. "Reaksi parah masih sangat jarang," tulis kata CDC melalui laman resminya.

CDC juga mendesak agar fasilitas kesehatan yang terkait dengan vaksinasi perlu mengenali reaksi anafilaksis. Para tenaga medis perlu dilatih merawat mereka yang terkena efek samping dan mengenali kapan individu perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan tambahan.

Menurut CDC, pada kasus reaksi alergi yang parah atau anafilaksis terjadi pembengkakan tenggorokan dan kesulitan bernapas. hay/bbc/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top