Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyelenggara Negara -- Uji Kelayakan dan Kepatutan hanya Formalitas

Anggota KPU-Bawaslu Terpilih Diduga Dekat Partai

Foto : Istimewa

Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu yang baru dipilih Komisi II DPR diduga memiliki kedekatan dengan partai. Sinyalemen ini disampaikan Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, di Jakarta, Jumat (18/2).

Komisi II DPR telah memilih 7 anggota KPU dan 5 anggota Bawaslu. Namun mekanisme pemilihan usai fit and proper test calon penyelenggara pemilu menuai kritikan. Anggota komisioner lembaga pemilihan diduga punya kedekatan dengan partai.

"Ini kan menimbulkan kecurigaan publik, yang terlihat ada kedekatan dengan parpol. Pada akhirnya ketika mereka terpilih itu ada beban tersendiri kepada para anggota komisi II di DPR," ujar Ray.

Menurut Ray, proses pemilihan calon penyelenggara pemilu kemarin terkesan tidak menyeluruh. Bahkan dia menangkap ada nuansa kampanye orang per orang yang diduga dekat dengan partai. Sehingga yang mencuat adalah puja dan puji terhadap calon-calon tertentu.

"Ada penyebutan semoga sukses. Kalau diucapkan ke semua calon tidak apa-apa. Tapi ini tidak semua. Apalagi ada penyebutan dapil," kata Ray.

Maka, hasilnya pun, kata Ray, mudah ditebak. Siapa yang akan terpilih sudah diprediksikan. Apalagi, sebelum calon terpilih ditentukan telah beredar nama-nama anggota penyelenggara yang akan dipilih. Faktanya itu sesuai.

"Sudah muncul kecurigaan orang bahwa yang lolos ini belum tentu profesional dan independen. Seolah-olah dapat perlakuan khusus dari parpol," tuturnya. Ini menimbulkan kecurigaan publik. Ini pertama kali dalam pelaksanaan fit and proper test yang paling mudah ditebak. Dia menyebut, 70 persen yang diprediksi lolos pada fit and proper test menjadi kenyataan. "Malah sekarang 90 persen prediksi benar adanya," ujarnya.

Dugaan Menguat

Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampouw juga sependapat. Menurut Jeirry, memang ada calon terpilih punya kedekatan dengan partai. Dugaan ini kian menguat, ketika beredar nama-nama anggota KPU dan Bawaslu terpilih sebelum Komisi II menentukan pilihannya.

Dari hasil pemantauan, ada yang terkonfirmasi kedekatan parpol dengan calon komisioner. Hal ini terutama viralnya nama-nama di sosial media beberapa hari sebelum fit and proper test dan cocok dengan hasil akhirnya.

Jadi, ada komunikasi yang terbangun di antara para calon dengan perorangan atau dengan lembaga partai politik DPR. "Ini terkonfirmasi dengan viralnya nama-nama calon anggota yang beredar di media sosial," tuturnya.

Sekarang yang harus dilakukan publik mengawal kinerjanya. Anggota KPU-Bawaslu terpilih harus membuktikan bahwa mereka orang-orang yang independen.

"Penting bagi kita untuk mengawal kinerja Bawaslu dan KPU yang baru ini. Karena bisa saja ada tendensi yang mengganggu atau memengaruhi kinerja mereka kelak," katanya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi, mengkritik, beberapa anggota Komisi II kurang profesional dalam melaksanakan fit and proper test. Di antaranya, ada yang memuji dan berharap.

"Malahan menampilkan sosok calon dan mengenalkan dapilnya kepada beberapa calon. Ini seakan-akan sudah jadi," tandasnya. Sebetulnya tidak masalah kalau perlakuannya sama. Tapi ini perlakuannya berbeda-beda.

Maka, kata dia, wajar jika kemudian ada anggapan fit and proper test kemarin hanya formalitas. Dan dugaan itu kian terkonfirmasi ketika beredar nama-nama anggota penyelenggara pemilu terpilih di media sosial.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top